Sooyoung Secret (PART 3)

Sooyoung Secret part 3

Author : Yuuripico

Cast : Kwon Yuri, Choi Sooyoung, Kim hyoyeon

Other: Choi Minho, Eunhyuk, Kim jonghyun, Jessica Jung

Length: Chapter

Jreng-jreng!! ada yg nunggu ga lanjutan FF ini #hening seketika T_T

ya udah walaupun ga ada yang nunggu ini aku kasih lanjutannya :O

kalau jelek mohon dimaklumkan, saya masih amatiran ^_^

Reader yang baik biasanya pasti ninggalin jejak 😀

yuk deh langsung aja ke cerita..

***

“Itu scarf milik sooyoung, apa yang terjadi sebenarnya tidak mungkin sooyoung melepas scarf itu.” Gumam yuri dan berjalan perlahan sambil menghindari tumpahan cat mendekati scarf milik sooyoung yang tertutup oleh kain spanduk. Dengan perasaan takut yuri memberanikan diri mengangkat kain spanduk itu untuk melihat sesuatu yang berada dibaliknya. Betapa kagetnya Yuri melihat apa yang ada dibali kain itu, ditutupnya kembali kain itu dan Yuri berjalan mundur sambil menggeleng-gelengkan kepalanya seolah-olah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Apa yang terjadi.” Yuri terus berjalan mundur dan menatap kain spanduk lebih tepatnya yang berada dibalik kain itu tak percaya. Yuri mulai ketakutan dan berlari keluar ruangan untuk mencari bantuan, dia terus berlari menyusuri koridor gelap itu, sampai akhirnya tubuhnya terhenti setelah menabrak seseorang.

PART 3

Yuri sudah tidak peduli pada orang yang ditabraknya, dia segera bangkit dan ingin pergi berlari keluar dari kampus itu. Tapi orang yang ditabrak Yuri tadi malah menahan tangan Yuri, Yuri yang sudah ketakutan setengah mati mencoba melepaskan diri dari orang itu, namun orang itu tak melepaskan tangan Yuri.

Suasana gelap membuat Yuri makin ketakutan, Yuripun memukuli dada orang itu sekuat tenaga berharap orang itu melepaskannya.

“Lepaskan aku, aku harus menyelematkan sahabatku.” Ujar yuri sambil tetap memukuli dada orang itu.

“Chagi-ya ini aku, Minho . Sadarlah.” Ujar Orang yang ternyata adalah Minho. Yuri menghentikan pukulan itu dan mulai terisak. Minho memeluk yeojachingunya itu, berusaha menenangkan yeojanya.

“Apa yang terjadi chagi-ya, sedang apa kau malam-malam disini dan apa yang membuatmu setakut ini.?” Tanya Minho.

“Sooyoung dia.. dia dibunuh.” Tangis Yuri pecah seketika itu juga. Minho yang kaget mendengar itu hanya terdiam dan terduduk lemas yang membuat Yuri ikut terduduk.  Minho benar-benar kaget, Yuri bangkit dan mencoba menarik-narik tangan Minho untuk ikut dengannya.

“Kau harus bantu Sooyoung, aku mohon bantu dia.” Yuri sudah seperti orang gila menarik-narik Minho. “Kau harus menyelamatkan sahabatku, kau harus menyelematkannya.!! Teriak Yuri seperti orang kesetanan dan berlari kembali kearah Ruang Club Seni. Seketika Minho tersadar dan bangkit berlari mengikuti Yuri. Eunhyuk yang ternyata tak sengaja mendengar perkataan Yuri nampak sangat shock dan terduduk lemah dilantai.

***

Suasana malam di Kampus nampak ramai sekali tak seperti biasanya. Sirine ambulance yang datang untuk memeriksa mayat Sooyoung terdengar sangat menakutkan, nampak polisi sedang berlalu lalang memeriksa tempat kejadian. Eunhyuk yang nampak menangis dengan setia menunggui mayat Sooyoung yang sedang diperiksa. Yuri terduduk lemas dan menatap kearah depan dengan pandangan kosong disamping mobil Sooyoung, Minho berusaha menenangkan Yuri yang sedang terpukul dengan kematian Sooyoung.

“Chagi-ya sudahlah, jangan seperti ini. Relakanlah dia pergi.” Ucap Minho menenangkan Yuri.

“Andai aku tidak terlambat kesini aku pasti dapat mencegahnya atau mungkin ikut mati dengan Sooyoung. aku sahabat yang tidak berguna.” Yuri mulai menyalahkan dirinya.

“ini semua bukan salahmu chagi-ya, aku mohon jangan menyalahkan dirimu sendiri.” Ujar Minho, Yuri bangkit dari duduknya dan menatap sendu kearah mobil Sooyoung.

“Sooyoungie, kenapa secepat ini kau pergi bahkan baru kemarin kita bercanda bersama didalam sana.” Yuri kembali terisak dan menutup wajahnya. Minho tak tega melihat yuri seperti itupun dengan sigap memeluk yeojanya itu.

“Sebaiknya kau aku antar pulang chagi-ya, biar aku minta supirku untuk mengantar mobilmu kerumah.  Kajja.” Ujar Minho seraya menggandeng tangan Yuri menuju mobilnya, yuri tak dapat berbuat apa-apa selain menurutinya.

***

Yuri nampak pucat pasi, matanya sembab habis menangis semalaman. Dia hanya berada diatas tempat tidurnya dan tak mau turun ataupun keluar kamar. Yuri masih nampak sangat terpukul dengan kematian sahabatnya itu. Masih jelas diingatannya bagaimana dia menemukan mayat Sooyoung, kondisinya benar-benar membuat Yuri tak dapat melupakannya. Scarf kesayangan Sooyoung yang biasa terpasang indah  melilit erat dileher jenjangnya, mata Sooyoung yang biasa ramah membesar seperti sedang terkejut melihat si pembunuh itu, tangan sooyoung yang membentuk cakaran seperti sedang berusaha melindungi dirinya dari si pembunuh itu, membuat yuri benar-benar tak dapat melupakan semua itu. Yuri terus menangis membayangkan kenangan-kenangan bersama sooyoung, bagaimana sooyoung selalu membantunya dan membicarakan gosip-gosip yang didapatnya.  Hyoyeon masuk kekamar Yuri dan duduk disamping Yuri.

“Yul, aku dengar dari ahjumma Kwon kau tidak mau makan ataupun keluar kamar apa itu benar.?” Tanya Hyoyeon. Yuri hanya berbalik sebentar kearah Hyoyeon mengangguk kemudian kembali menatap lurus kedepan. Hyoyeon tau benar perasaan Yuri sekarang, hyoyeon juga nampak terpukul dengan kematian Sooyoung namun masih kuat menahan kesedihannya.

“Yul, kita harus kekampus sekarang.” Ujar Hyoyeon

“Mwo? Kekampus? Untuk apa? Untuk menghadiri penghormatan kematian sooyoung  dan mendengar pihak kampus membicarakan kematian sooyoung maksudmu. Aku tidak mau.”  Tolak Yuri

“Tapi setidaknya kita harus menghormati kepergiannya Yul, kau sudah tak hadir saat pemakamannya kan?” Hyoyeon terus membujuk Yuri untuk memberi penghormatan terakhir buat sahabatnya.

“Aku tidak datang bukan berarti aku tidak menghormatinya hyo, aku hanya tak sanggup melihat pemakaman Sooyoung dan juga mendengar semua orang dikampus membicarakan kematian Sooyoung, aku tidak sekuat dirimu.” Ujar yuri akhirnya seraya menarik kembali selimut tebalnya dan merebahkan dirinya. Hyoyeon menghela nafas berat melihat sikap yuri.

“Setidaknya kita tidak boleh terlihat lemah dihadapan pembunuh Sooyoung Yul.” Yuri yang mendengar perkataan hyoyeon pun langsung duduk dan menatap Hyoyeon.

“Kau benar hyo. Kenapa aku baru terpikir itu sekarang, aku yakin pembunuh sooyoung itu sedang mengincar kita, karna kita juga mengetahui rahasianya.” Ucap yuri.

“Inilah yang aku takutkan Yul, akhirnya yang aku takutkan terjadi juga. “ Yuri menatap tajam kearah hyoyeon.

“Kita harus melaporkannya pada polisi Hyo.”

“Kita tidak bisa melakukan itu Yul, kita tidak ada bukti.”

“Tapi dia telah menghilangkan 2 nyawa, itu sudah keterlaluan!” Yuri mulai meninggikan nada suaranya

“Walau seperti itu kita tidak bisa Yul, bukti itu tidak ada. Seandainya Sooyoung merekam pembicaraan Jonghyun dengan Jessica kita bisa menjadikannya bukti.”  Ujar Hyoyeon memberi penjelasan pada Yuri. Yuri yang mendengar itu hanya dapat menatap iba pada foto yang berada diatas meja belajarnya, atau lebih tepatnya foto dirinya bersama dengan Sooyoung dan Hyoyeon. Hyoyeon mengikuti arah pandang Yuri dan tersenyum lirih kearah foto itu.

“Seandainya saat itu kau mendengar perkataanku untuk tidak mencari gosip-gosip tentang orang itu, mungkin sekarang kau masih berada disini disamping kami.” Ujar Hyoyeon sambil menahan tangisnya.

“Kau benar hyo, seandainya saja aku cepat datang kekampus malam itu. Mungkin aku masih bisa membantu Sooyoung, setidaknya aku masih menjadi sahabat yang berguna.” Yuri terlihat mulai menangis lagi, Hyo dengan sigap memeluk yuri untuk menenangkannya.

“jangan sedih lagi Yul, kita tidak boleh terlihat lemah sekarang.” Yuri melepaskan pelukan hyoyeon dan menatap wajah hyoyeon dengan bingung.

“Hyoyeonnie, luka itu kenapa?” Ujar Yuri sambil menunjuk Luka dipipi Hyoyeon.

“oh ini? Ini perbuatan Tama. Kuku Kucing itu, semakin lama semakin tajam.” Ujar hyoyeon, Yuri mengangguk mengerti.

***

Yuri akhirnya bersedia datang keacara penghormatan terakhir untuk sooyoung yang dilaksanakan diaula kampus karna bujukan Hyoyeon. Yuri dan hyoyeon berjalan memasuki aula kampus yang sudah penuh dengan beberapa mahasiswa yang datang untuk memberi penghormatan untuk sooyoung, juga mendengar pidato dari pihak kampus yang memperingatkan mahasiswa untuk berhati-hati jika berada dikampus dalam keadaan sepi.

Yuri yang terlihat bosan dengan pihak kampus yang terus berbicara tanpa bisa menjelaskan siapa pembunuh sooyoung mencoba melihat sekeliling. Dilihatnya eunhyuk yang duduk dengan mata sembab mendengarkan pidato dari kepala kampus, yuri tersenyum lirih melihat itu dia sangat mengerti perasaan eunhyuk. “Eunhyuk oppa saja menguatkan diri untuk datang, kenapa aku tidak.” Gumam Yuri dan mulai meneruskan melihat sekeliling. Dilihat Minho yang baru datang dan duduk disebelah eunhyuk dan tanpa sengaja mata mereka bertemu, Minho tersenyum dan mengangkat jempolnya kearah yuri. Yuri membalas senyuman itu . Minho mulai terlihat mengobrol dengan eunhyuk, Yuri terkejut saat melihat Jonghyun dan Jessica yang turut hadir diaula ini.

Pidato pun selesai Yuri dengan langkah cepat ingin meninggalkan ruangan ini dan menuju ketoilet, hyoyeon yang melihat itu dengan cepat mengikuti Yuri. Tanpa sengaja Yuri dan hyoyeon bertemu Jonghyun yang sedang berjalan bersama Jessica, yuri berenti dan menatap tajam kearah Jonghyun. Jonghyun yang merasa mendapat tatapan dingin dari yuri pun berbalik menghampiri Yuri, Jessica yang bingung hanya mengikuti namjachingunya itu.

“kenapa kau menatapku seperti itu? apa ada yang salah padaku?”Tanya Jonghyun.

“Kau, seseorang yang tidak tau malu. Setelah membunuh kau masih punya wajah untuk berbicara dengan sahabatnya?” Kata Yuri yang membuat Jessica dan Jonghyun kaget.

“Maksudmu apa?” Tanya Jonghyun tak mengerti.

“Kami tau kau dan Jessica ingin membunuh orang tua Jessica kan karna tak merestui kalian.” Ujar Yuri. Jessica hampir menampar Yuri namun dengan cepat ditahan oleh hyoyeon.

“jangan menyakiti sahabatku.” Ucap Hyoyeon dingin sambil menghembaskan tangan Jessica.Jonghyun yang tidak enak dilihati oleh orang-orang pun mulai menarik tangan Yuri menuju tempat sepi. Jessica dan hyoyeon berlari mengikutinya.

“apa yang kau maksud tadi, kau jangan membuat berita yang bukan-bukan.” Ujar Jonghyun.

“kau pembunuh sooyoung bukan? Kau tau jika sooyoung mendengar pembicaraanmu dengan Jessica tentang kematian eommanya Jessica, oleh karna itu kau menyingkirkan sooyoung agar tak ditangkap polisi kan? Kalian benar-benar pasangan yang jahat bahkan Jessica pun menyetujui jika kau membunuh orang tuanya.” Yuri yang emosi pun tak dapat mengontrol amarahnya, hyoyeon yang masih belum percaya dengan gosip sooyoung tak bisa berbuat banyak selain memegang tangan Yuri untuk mengontrol emosinya.

“Kau salah, aku tidak tau jika sooyoung mendengar pembicaraan kami. dan yang Sooyoung dengar itu hanya kesalah pahaman saja. Aku memang bilang ingin membunuh tapi itu hanya candaan aku dan jessica” Jelas Jonghyun dan diikuti dengan anggukan setuju dari Jessica.

“Apa aku harus percaya pada orang sepertimu.” Ujar Yuri menantang

“Kwon Yuri, aku memang seorang namja yang cuek dan terkesan bad boy. Tapi itu bukan berarti aku seorang yang tak punya hati membunuh hanya untuk hal seperti itu. Aku dan Jessica akan tetap mendapat restu tanpa harus ada yang terbunuh apa lagi itu adalah orang tua yeojachinguku sendiri.” Jelas Jonghyun.

“Dia benar, seandaipun dia ingin membunuh orang tuaku. Tidak mungkin aku menyetujuinya, kau pikir aku anak seperti apa? Walau aku sering bertengkar dengan orang tuaku bukan berarti aku akan membiarkan mereka dibunuh.” Jessica mulai bersuara.

“aku tidak peduli, aku akan tetap melaporkannya pada polisi.”

“Sudahlah, terserah kau mau apa . Seandainya kau ingin melaporkannya pada polisi silahkan, tapi kau harus tau polisi sudah bilang itu hanya kecelakaan saja dan kau tidak mempunyai bukti samasekali. Satu lagi Jika aku pembunuh sooyoung, pasti aku juga akan membunuh kalian berdua karna kalian juga mengetahui apa yang sooyoung ketahui kan?” Ujar jonghyun dan kemudian mengajak Jessica untuk pergi dari tempat itu.

“Aku tidak peduli.” Teriak Yuri, hyoyeon mencoba menenangkan yuri yang terlihat sangat emosi itu.

“Yul, dia benar. Kita tidak ada bukti.” Ujar Hyoyeon

“Kita harus tetap melaporkannya hyo, ini demi sooyoung.” Ucap Yuri meyakinkan hyoyeon.

“Yul, kita tidak boleh gegabah. Jika kita melapor tanpa ada bukti maka kita hanya akan mempermalukan diri kita sendiri, sudahlah gosip sooyoung jangan terlalu kita percaya dulu.” Yuri hanya mengehala nafas putus asa.

***

Yuri berjalan-jalan menikmati suasana Sore itu untuk menghilangkan semua hal yang menyesakkan dadanya. Sebuah mobil mendekati yuri dan berhenti sangat dekat dengan Yuri, Yuri tak menyadari keberadaan mobil itu dan tetap berjalan. Seorang namja turun dari mobil tersebut dan mengikuti Yuri dari belakang, lama dia mengikuti Yuri sampai akhirnya Yuri sadar dan merasa diikuti berbalik untuk memastikan siapa orang itu.

“Chagi-ya kau sedang apa?” Tanya Yuri bingung melihat Minho yang mengikutinya.

“Aku hanya mengikutimu chagi-ya, bogoshippo.” Jawab Minho dan merentangkan kedua tangannya meminta sebuah pelukan dari Yuri, Yuri tersenyum dan berjalan memeluk Minho.

“Nado bogoshippo chagi-ya.” Minho dan Yuri pun berjalan bergandengan menuju sebuah taman dan duduk dikursi yang terletak ditaman itu.

“Aku sangat merindukan Sooyoung.” Ujar Yuri sambil menatap lurus kedepan.

“Apa kau hanya merindukan sooyoung? bagaimana denganku.?” Ucap Minho dengan nada cemburu.

“Aku juga merindukanmu, kamu yang dulu chagi-ya.” Jawab Yuri.

“Aku yang dulu? Apa aku yang sekarang sudah tidak menarik lagi sehigga kau tak merindukanku?”  Tanya Minho bingung.

“bukan seperti itu, hanya saja kau seperti merahasiakan sesuatu dariku.”

“Ak.. aku tidak pernah merahasiakan apapun darimu chagi-ya.” Ujar Minho gugup, Yuri tersenyum kecut.

“Kau tidak bisa bohong padaku chagi-ya, kita bersama bukan sebulan dua bulan tapi sudah 3 tahun. Aku tau jika kau merahasiakan sesuatu dariku, bahkan sooyoung sudah mengetahuinya.” Perkataan Yuri tadi menjadi pukulan telak bagi Minho.

“Soo.. sooyoung? dia berkata apa padamu.?”

“kau tidak perlu tau, aku hanya ingin mendengarnya darimu.” Ujar Yuri makin memojokan Minho.

“Inilah yang membuat semua orang ingin membunuh sooyoung, dia sangat ingin tahu semua urusan orang lain.” Ucap Minho tiba-tiba yang membuat yuri terkejut,

“apa maksudmu?” Tanya Yuri

“Aku setuju dengan seseorang yang membunuh sooyoung, dia selalu mencampuri urusan semua orang, bahkan dia memanfaatkan cinta Eunhyuk untuk mengetahui urusanku.”

PLakk!!

Minho melebarkan matanya dan memegang pipinya yang baru saja menjadi tempat mendaratnya tamparan dari Yuri.

“jangan asal bicara tentang sahabatku. Aku lah yang meminta Sooyoung untuk menyelidikimu karna kau selalu menyakitiku secara tiba-tiba! Bahkan sooyoung belum memberitahuku apa masalahmu!” Teriak Yuri, Minho berdiri dan memegang kedua bahu Yuri.

“kau salah, aku tidak bermaksud menyakitimu. Hanya saja…” Minho tak dapat meneruskan perkataannya.Yuri mulai teringat sesuatu saat malam kematian sooyoung, Minho berada didekat ruang club seni sedangkan ruang latihan basket berada diujung kampus sangat jauh dari ruang club seni. Yuri menatap tajam Minho.

“Sedang apa kau diruang club seni malam itu? sedangkan ruangan latihan dengan ruangan club seni sangat jauh” Tanya Yuri penuh selidik. Minho makin terlihat bingung dan tak dapat menjawab pertanyaan Yuri

“Kau? Kau pembunuh sooyoung?” ucap Yuri pelan namun dapat didengar oleh Minho, Minho terkejut mendengar perkataan Yuri.

“Kau.. ba.. bagaimana bisa kau bicara seperti itu?”

“Kau pembunuh!!” Yuri menepis tangan Minho yang memegang kedua bahunya dan berlari menjauh dari Minho. Minho mengejar Yuri, Yuri terus berlari sekuat tenaga. Jalanan Perumahan yang sangat sepi membuat Yuri tidak bisa meminta tolong pada siapapun. Minho terus mengejar Yuri sampai akhirnya Yuri ingat bahwa rumah hyoyeon berada diujung jalan perumahan ini. Yuri terus berlari menuju rumah hyoyeon untuk meminta perlindungan.

Yuri yang sudah sampai didepan rumah hyoyeon pun dengan sangat tergesa-gesa mengetuk rumah hyoyeon, setelah pintu dibuka oleh hyoyeon keduanya pun kaget dengan keadaan mereka masing-masing. Hyoyeon sangat pucat dengan mata sembab dan badan yang bergetar seperti orang yang ketakutan begitu juga dengan Yuri. Yuri teringat akan Minho  yang sedang mengejarnya dan dengan cepat mengunci pintu rumah hyoyeon.

“Kau kenapa Yul?” Tanya Hyoyeon.

“Aku dikejar oleh pembunuh Sooyoung hyo, Minho! Minho lah pembunuh sooyoung.” Ucap Yuri ketakutan.

“Jonghyunlah pembunuh Sooyoung, dan dia telah mengirimkan ancaman untuk kita.” Ujar hyoyeon lemah. Yuri mengkerutkan dahinya bingung.

“Apa maksudmu hyo?” Tanya Yuri, Hyoyeon tak menjawab melainkan menarik tangan Yuri kekamarnya.

TBC ^^

Ditandai:, , , ,

9 komentar di “Sooyoung Secret (PART 3)

  1. kwonmickey Oktober 11, 2012 pukul 3:08 pm Reply

    seruuu! minho emang mencurigakan bgtz! ayo yul, cari tau!

    • yuuripico Oktober 12, 2012 pukul 12:34 pm Reply

      ahahha ia itu yul unnie,, cpetan cri tauu 😀

  2. Nikita Tirta Maret 8, 2013 pukul 1:02 am Reply

    Banyak suspek pembunuh Sooyoung?Jessica dan Jonghyun sbb Sooyoung mendengar perbincangan mereka?Minho sebabnya Sooyoung jga thu masalah Minho n Minho kebetulan ada di club seni?Eunhyuk dia jga ada diruangan Club Seni n mungkin dia bunuh Sooyoung sbb cemburu Sooyoung memeluk jonghyun time majlis jessica?Hyoyeon..hmm luka di pipi Hyoyeon mencurigakan x logikkan time Sooyoung dibunuh Hyoyeon di cakar olh kucingnya Tama,motif dia membunuh Sooyoung maybe dia ska Eunhyuk?Entahlah…X psti siapa pembunuhnya.

  3. 신하린 Maret 16, 2013 pukul 8:09 pm Reply

    Aduh..greget bacanya..Tegang thor!!

  4. Sara Desember 26, 2013 pukul 10:17 pm Reply

    Ih..kok serem sih?tapi aku penasaran,udah terlanjur baca

  5. oeba yoonyul April 6, 2014 pukul 4:16 am Reply

    bang minho kok mencurigakan yak

  6. kwonichayul September 7, 2018 pukul 11:19 am Reply

    Makin2 penasaran tingkat dewa baca ni ff. Makin menegangkaan. Siapa sebenarnya pembunuh Sooyoung?? Minho kah pembunuh Sooyoung,atau Jonghyun? Duhh,bner2 penasaran Ama ni ff.

Yuk tinggalin jejaknya (ʃƪ˘ﻬ˘)