Eternity Wish (PART V B – END)

1779683_356834917789303_1661598546_n

 

 

Tittle :

Eternity Wish V B

Author :

Yuuripico26

Art by :

EkhaLeeSunHi

Cast :

Kwon Yuri || Choi Sooyoung  || Choi Minho || Cho Kyuhyun

Im Yoona || Lee Donghae

Genree :

Romance – Friendship

Ratting :

PG-17

Length :

Chaptered

***

terimakasih ya buat yg udh ninggal jejak kemarin. 

langsung aja ya~ 

– READERS YANG BAIK PASTI NINGGALIN JEJAK

– TYPO IS AN ART OF WRITING

***

*** B ***

 

*

*

Yoona terlihat serba salah saat Yuri terus diam memandang keluar jendela tanpa sepatah kata pun sejak ia menangis tersedu-sedu setelah Sooyoung memberitahu semua padanya.  Ia ingin memulai pembicaraan, namun sepertinya dia takut menganggu Yuri.

“Jika kau butuh waktu sendiri, aku keluar dulu.” kata Yoona akhirnya. Namun, Yuri sepertinya benar-benar membutuhkan waktu sendiri. Ia hanya mengangguk kecil saat Yoona mengatakan itu. Yoona menghela nafasnya sembari berbalik meninggalkan Yuri.  Di depan ruangan sudah ada Donghae yang rupanya telah tiba dari tadi untuk menjemput Yoona.

“Sayang, Yuri pasti kecewa padaku karena tidak memberitahunya tentang ini.” ucap Yoona menghampur ke dalam pelukan Donghae.

“Tidak mungkin Yuri kecewa padamu, Sayang. Dia pasti hanya ingin menenangkan dirinya, kau pasti mengerti perasaannya, kan?”  Yoona melepas pelukannya pada Donghae. “Dia pasti shock, Sayang. Kita harus mengerti. Ok?” hibur Donghae seraya menghapus air mata Yoona. Yoona mengangguk seperti anak kecil.

“Kau benar. Yuri-ku pasti tidak mungkin marah padaku dan juga Sooyoung.”

“Iya, Sayang. Dia wanita yang kuat.”

“Kalian, kenapa berada di luar? Apa Yuri sedang tidur?”

Yoona dan Donghae secara bersamaan berbalik ke asal suara.

“Bibi, apa hari ini tidak lembur?” tanya Yoona saat melihat Bibi Kwon sudah tiba.

“Sepertinya Yuri ingin sendiri, Bi. Oleh karena itu kami menunggunya di luar.” jelas Donghae.

“Apa ada masalah?”

Yoona dan Donghae segera saling tatap, sampai akhirnya Yoona memberi penjelasan pada Bibi Kwon perihal kejadian tadi siang. Bibi Kwon tampak memasang wajah khawatirnya.

“Baiklah… Kalau begitu kalian beristirahatlah. Biar Bibi yang akan menemani Yuri. Maaf kalau setiap hari Bibi merepotkan kalian.”

“Bibiiiiiii…….. Coba bayangkan berapa kali Yoona harus berkata bahwa kami tidak keberatan menjaga Yuri. Dia sahabatku!” rajuk Yoona seperti anak kecil, membuat Bibi Kwon terkekeh dan memegang kedua pipi Yoona dengan gemas.

“Baiklah-baiklah. Kau itu memang sudah seperti anakku, Yoona. Terima kasih. Dan mungkin bagi Yuri, kau bukan hanya sekedar sahabat tapi sudah seperti saudaranya.”

Yoona tersenyum lebar mendengar pernyataan Bibi Kwon barusan.

“Baiklah sekarang Bibi masuk dan beristirahatlah di dalam.”

“Baik, Sayang. Kau juga istirahat, ok?!” Bibi Kwon beralih pandang menuju Donghae. “Donghae, Bibi titip anak Bibi padamu. Jangan macam-macam dan jaga dia.”

Donghae segera memberi hormat pada Bibi Kwon, “baik! Tugas siap di laksanakan!”

Hal itu cukup membuat Yoona tertawa dan sedikit merasa terhibur. Bibi Kwon sekali lagi mengelus kedua pipi Yoona sebelum ia masuk ke dalam ruangan Yuri.

“Ayo Sayang.” ajak Donghae yang segera meraih tangan Yoona untuk di genggamnya. Yoona menurut dan hendak mengikuti langkah Donghae.

“Minho?” heran Yoona yang langsung menghentikan langkahnya saat melihat Minho.

“Apa kau ingin bertanya keadaan Yuri setelah bertemu Sooyoung?” ceplos Donghae.

“Bagaimana keadaannya sekarang?” sergah Minho.

“Kabar baiknya, Yuri tidak shock karena ia mendengarkan dengan penuh hati-hati penjelasan Sooyoung yang menjelaskannya juga dengan baik.” jelas Yoona.

“Lalu, kabar buruknya?”

“Yuri menjadi diam dan tidak mau bicara sama sekali. Ia hanya melamun, menatap keluar jendela tanpa sepatah kata pun.”

“Wanita kuat.” desah Minho, yang di setujui oleh Yoona dan Donghae. “Baiklah kalau begitu aku permisih dulu.” kata Minho yang segera meninggalkan Yoona dan Donghae dengan cepat. Sepertinya ia tidak jadi menuju ruangan Yuri. Yoona memperhatikan punggung Minho yang berjalan menjauh darinya.

“Yang aku tahu, Minho sangat mencintai Sooyoung. Tapi, kenapa dia juga sangat perhatian pada Yuri? Apa semua Dokter se-khawatir itu dengan pasiennya?”

Donghae hanya mampu menghela nafas mendengar ucapan Yoona. “Semua Dokter tentu sangat khawatir pada kondisi Pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, Sayang. Sebaiknya kita pulang sekarang. Ayo…”

*

*

Bibi Kwon meletakan tas kerjanya di atas sofa yang berada tidak jauh dari tempat  tidur Yuri, kemudian ia berjalan mendekati Yuri yang masih larut dalam diamnya menatap suasana senja di luar sana melalui jendela.

“Yuri? Bagaimana kabarmu hari ini, um?” tanya Bibi Kwon seolah tidak tahu apa-apa. Ia menarik kursi di sisi kanan tempat tidur Yuri. Bibi Kwon dapat memperhatikan ekspresi Yuri yang hanya menatap kosong dengan mata yang sembab.

“Ternyata Yuri salah, Ma.”

Bibi Kwon meraih tangan anaknya itu dan menggenggamnya. Yuri akhirnya mengalihkan pandangannya, ia menatap Bibi Kwon tanpa ekspresi.

“Apa menurut Mama seorang Pangeran akan selalu menunggui Seorang Putri yang tertidur tanpa kepastian? Apa dia tidak merasa bosan? Apa Pangeran itu benar-benar mencintai sang Putri?”

Melihat Bibi Kwon yang terdiam seolah kebingungan untuk menjawab pertanyaan Yuri barusan membuat Yuri akhirnya melengkungkan senyum kecilnya. “Selama Sore, Ma. Beristirahatlah.” kata Yuri yang langsung merebahkan dirinya dan membelakangi Bibi Kwon yang masih diam. Bibi Kwon menarik nafas dan segera memegang punggung Yuri.

“Maafkan, Mama. Seandainya dulu Mama tidak bilang pada Kyuhyun bahwa ia….”

“Ma… Yuri merasa lelah sekali. Mama juga pasti lelah setelah seharian bekerja. Beristirahatlah, Ma… Jika Yuri siap mendengar fakta lain, Yuri akan meminta Mama menceritakannya.” kata Yuri tanpa berbalik pada Bibi Kwon. Ia tidak ingin, Orang tua satu-satunya yang ia punya melihat air matanya yang kembali terjatuh. Bibi Kwon menatap punggung Yuri dengan tatapan sendu.

Maafkan Mama, Sayang… Seandainya dulu Mama tidak melarang Kyuhyun menjengukmu lagi, mungkin ceritanya tidak akan begini. Tapi…

Bibi Kwon menghapus kecil air matanya, ia akhirnya berdiri dan menuju sofa untuk menyandarkan tubuhnya.

*

*

Minho memandang sebuah gelang di atas mejanya dengan seksama seolah tidak ingin mengalihkan pandangannya dari gelang itu. Tak lama, senyum kecil tercipta di sudut bibirnya. Dengan sangat pelan, ia menyentuh gelang itu.

“Umurmu kurang lebih delapan tahun, tapi sampai sekarang kau belum menemukan tempat untuk melingkarkan dirimu.”  Minho mengambil gelang itu dan menatapnya lurus. “Apa kau ingin mencarinya denganku?”

Hening… Sampai akhirnya Minho terkekeh ringan. Jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Sampai saat ini, Minho belum menghubungi Sooyoung sama sekali. Bagaimana keadaannya sekarang? pikir Minho. Akhirnya, Minho menyambar kunci mobil dan mengganti jas putihnya menjadi jaket tebal. Ia segera berlalu keluar dari ruang Dokter jaga.

Sebelum menuju apartemen Sooyoung, Minho sengaja melewati ruang perawatan Yuri. Melalui jendela bening yang ada di pintu, Minho memperhatikan sesuatu. Yoona dan Donghae sudah pasti pulang karena Minho tidak bertemu Donghae di depan pintu perawatan, sedangkan Bibi Kwon terlihat pulas. Minho membuka pintu ruangan itu sepelan mungkin dan berjalan menuju tempat tidur Yuri. Selang infuse nampak masih terpasang rapi di tangan kiri Yuri.

“Apa aku boleh tahu bagaimana perasaanmu setelah mengetahui semuanya?” tanyanya pelan seolah Yuri sedang tidak tertidur. “Pasti sangat sakit, bukan?” timpalnya. Tak lama, ia menertawakan dirinya sendiri, tentu saja dengan berusaha tanpa mengeluarkan sedikit pun suara. “Aku benar-benar seperti seorang pecundang yang hanya bisa melihat semuanya dalam diam. Yuri, kau pasti kecewa pada semuanya, kan? Apa kau tahu? Sooyoung juga sangat hancur sekarang.”

Minho diam, memperhatikan wajah damai Yuri yang sudah tertidur. Tapi walau begitu, dapat Minho lihat jika mata Wanita ini sembab habis menangis.

“Sepertinya aku benar-benar tidak berguna untukmu, um? Dari dulu memang seperti itu. Maaf…”

Minho akhirnya menghela nafas panjang, lalu mulai berbalik ingin meninggalkan ruangan Yuri. Saat ia berbalik, saat itu juga ia mendengar Yuri mengigau.

“Jangan pergi!” Minho yang terkejut langsung mendekati Yuri. Yuri mengatur nafasnya yang tersenggal dan mencoba menetralisir keadaan. Untung saja, Bibi Kwon tidak terbangun akibat suara Yuri. Sepertinya pekerjaan Bibi Kwon hari ini cukup melelahkan.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Minho. Yuri berbalik dan mendapati Minho sudah berada di dekatnya.

“Tidak apa-apa… Aku hanya mempunyai mimpi buruk dan… Dokter Choi? Kau sedang apa di sini?” tanya Yuri. Minho terlihat gelabakan.

“Ah itu… Aku… Ah! Aku hanya mengecek cairan infusemu, apa masih banyak atau sudah habis. Iya! Itu…” jawab Minho sekenanya.

“Oh… Tapi, aku fikir itu tugas perawat. Kau memang loyal sekali.” ucap Yuri polos.

Minho hanya bisa menyembunyikan rasa gugupnya. “Baiklah, kalau begitu aku permisih dulu.”

“Tunggu!” sergah Yuri. Minho terdiam sejenak lalu ia berbalik pada Yuri. “Maaf, kita memang belum kenal dekat sebelum aku mengalami kecelakaan itu, tapi bolehkah jika aku memintamu menemaniku berjalan-jalan keluar?”

Minho mengernyitkan keningnya, “hey, apa kau tidak tahu jam berapa ini?”

“Aku tidak tahu lagi bagaimana merasakan waktu, hanya saja aku merasa diriku sudah sangat lama sekali terkurung di dalam sini tanpa melihat keadaan di luar sana.”

Mendengar pernyataan Yuri barusan membuat Minho akhirnya bernapas pasrah.

“Baiklah, kau tunggu di sini. Aku akan mengambilkan kursi roda untukmu.” Yuri tersenyum mendapat jawaban tersebut.

*

*

Yuri masih diam dengan memandang ke sekitarnya yang sudah dalam keadaan sepi. Memang sudah sewajarnya tempat ini sepi, mengingat jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Minho ikut larut dalam diamnya sambil terus mendorong kursi roda Yuri dengan hati-hati. Ini kali pertama baginya berada dalam posisi berdua saja bersama Yuri, sejak wanita ini sadar tentunya.

“Dokter Choi?”  panggil Yuri memecah keheningan.

“Hm?” sahut Minho singkat.

“Ketika kau sedang sedih dan ingin merenung, apa ada sebuah tempat yang menjadi tujuanmu?”  tanya Yuri masih dengan tatapan ke depan.

“Tentu saja ada.”

“Bisakah kau membawaku ke sana?”

“Apa sekarang kau sedang sedih? Aku rasa wajahmu terlihat biasa-biasa saja.”

Yuri berbalik kecil dan kemudian ia menyunggingkan sebuah senyum, “apa aku benar-benar terlihat baik-baik saja?” Yuri memandang Minho, lurus. “Kau benar, karena yang sakit ada di sini dan di sana.” ucap Yuri dengan menunjuk dadanya dan kemudian menunjuk dada Minho.

Minho tersentak mendengar ucapan Yuri, sedangkan Yuri tiba-tiba mengekspresikan mimik khawatir bercampur dengan rasa kecewa dan rasa bersalah. “Aku tahu kau mengetahui semuanya, Dokter Choi. Cerita sejak awal aku kecelakaan dan sampai saat ini.”

“berhentilah menunjukan wajah seperti itu.” kata Minho membuat Yuri terdiam. “Baiklah aku akan membawamu ke sana dan aku mohon berhentilah memanggilku Dokter Choi, karena saat ini aku tidak sedang berperan sebagai itu.”

“Maaf.” kata Yuri pelan.

“Tidak perlu meminta maaf, aku hanya tidak ingin di tuding sebagai Dokter yang membawa lari pasiennya pada jam segini. Jadi, aku akan membawamu untuk menenangkan pikiranmu sebagai teman… Ya… teman.” ujar Minho yang di jawab dengan senyum merekah dari Yuri.

*

*

Minho duduk di kursi panjang yang terdapat di taman rumah sakit, tempat dimana biasanya ia menghabiskan waktunya untuk menenangkan pikiran. Malam ini langit begitu indah dengan taburan bintang, membuat siapa saja yang memandangnya akan merasa tenang. Sesekali Minho mencuri pandang ke arah Yuri yang duduk tenang di atas kursi rodanya sembari menatap langit dengan tatapan sayu. Membiarkan rambut panjangnya tertiup angin malam yang dingin. Beruntung Minho tadi menyarankan Yuri untuk mengenakan jaket tebal.

“Yuri, sepertinya angin sudah semakin kencang. Kau ingin masuk?” tanya Minho yang sudah berada di taman ini kurang lebih 15 menit tanpa percakapan.

“Minho, sejak kapan kau menjadi Dokter yang merawatku?” bukannya menjawab pertanyaan Minho, Yuri malah balik bertanya.

“Sejak aku lulus dari Universitas Kedokteran.” jawab Minho, membuat Yuri seketika memandangnya. “Maksudku sekitar 4 tahun yang lalu.”

Yuri mengangguk mengerti dan segera memandang lurus ke atas langit. Angin semakin sepoi menerpa wajah mereka.

“Rasanya aku seperti tahanan yang baru saja di bebaskan dari penjara. Delapan tahun adalah waktu yang panjang untuk dunia ini melakukan perubahan. Tapi, aku malah tidak merasakan perubahan itu. Aku benar-benar tertinggal jauh dengan kalian, bukan?” Yuri menggenggam kuat tangannya sendiri dan ia mulai menundukan kepalanya. Dapat Minho lihat punggung Yuri mulai bergetar, seperti menahan sesuatu. Minho inhin berdiri dan menghampiri Yuri, namun langkahnya terhenti saat Yuri kembali menegakkan kepalanya. Bersikap seolah biasa saja.

“Maaf, aku tahu aku tidak boleh begini. Tapi, bisakah mulai besok aku menjalani terapiku? Aku ingin bisa cepat melangkah dan menghampiri kalian semua. Aku…” Kali ini Yuri tidak dapat menahan sesak dalam dadanya. Ia menutup wajahnya dan menangis sesenggukan. Minho tidak tahan melihat itu dan tanpa ia sadari, ia sudah melangkah dan berada di depan Yuri. Ia membungkuk untuk menyamakan tingginya dengan Yuri.

“Kau cengeng. Dari dulu selalu begitu.” kata Minho.

“Maaf, harusnya aku bisa lebih kuat darimu Minho. Kau melihat semuanya secara langsung dalam keadaan sadar, sedangkan aku hanya tertidur dan membuat semuanya kacau.” isaknya. Minho terdiam. Ia membiarkan Yuri menumpahkan semua air matanya. Sampai akhirnya Yuri merasa tenang.

“Sepertinya kau sudah tenang, ayo masuk. Angin malam tidak baik untuk kesembuhanmu.” ucap Minho akhirnya yang langsung meraih gagang kursi roda Yuri untuk membawa wanita itu masuk ke dalam.

*

*

Kyuhyun berkali-kali meyakini dirinya sendiri atas yang sudah di putuskannya setelah semalaman menimbang-nimbang apa yang di butuhkannya saat ini. Matanya terlihat sembab akibat tidak tidur semalaman, tapi Kyuhyun terlihat berusaha untuk terlihat tidak lusuh. Hari ini, ia membuat sebuah keputusan berat. Setelah merasa yakin, ia segera membuka pintu ruang perawatan Yuri setelah sebelumnya hanya berdiri mematung di depannya. Wajah Kyuhyun mendadak menunjukan ekspresi heran saat tidak menemukan siapapun di dalam sana. Kyuhyun segera menutup pintu itu lagi dan bertanya kepada seorang Perawat yang kebetulan lewat.

“Pasien di ruangan ini sedang menjalani terapi.” jawabnya sopan.

“Baik, terima kasih. Tapi, bisakah Anda menunjukan saya dimana ruangan itu?” pinta Kyuhyun. Perawat itu tentu saja langsung setuju dan mengantarkan Kyuhyun ke tempat yang dimaksud. Akhirnya mereka sampai di depan ruangan yang di tuju. Perawat itu segera menunjuk sorang wanita yang terlihat sedang berusaha melangkahkan kakinya yang terasa berat dengan di bantu alat bantu keseimbangan. Kyuhyun melebarkan matanya melihat usaha Yuri yang tergopoh-gopoh memaksakan dirinya menjaga keseimbangan tubuhnya, persis seperti anak kecil yang baru saja belajar jalan. Sesekali ia terjatuh, membuat Kyuhyun ingin segera mendekat namun ia berhenti saat melihat Minho berada di samping Yuri memperhatikan proses terapi Yuri bersama petugas yang bertanggung jawab di bagian Fisioterapi.

“Dia adalah Pasien kami yang cukup lama berada di sini dan dia juga cukup kuat.”

“Begitulah Dia.” sahut Kyuhyun dengan senyuman dan pandangan yang mengarah pada Yuri.

“Anda juga seorang Pacar yang baik. Seluruh petugas rumah sakit yang beroperasi di divisi ini mengenal Anda dan juga Nona Yuri.” Kyuhyun serasa di pukul telak oleh perkataan Perawat itu. Merasa dirinya sudah sangat lancang, Perawat itu segera membungkuk pada Kyuhyun. “Maaf, sepertinya saya sudah sangat lancang. Kalau begitu saya permisih.”

“Terima kasih.” ucap Kyuhyun sebelum Perawat itu pergi.

“Aku rasa terapi hari ini sudah cukup.” kata Minho yang di setujui oleh penanggung jawab terapi Yuri.

“Tapi aku belum membuat perkembangan, Dokter.”

Yuri mencoba melepas pegangan tangannya dari alat bantu dan benar saja ia langsung oleng dan hendak terjatuh. Beruntung Minho dengan sigap menangkapnya. Kyuhyun tertegun melihat kejadian itu, ada rasa tidak suka di hatinya, tapi…

“Dokter lihat kan? Bahkan aku tidak bisa menggerakan kakiku.”

“Tidak semudah itu, Yuri. Kita masih ada hari esok. Tenang saja, aku akan selalu mendampingimu sampai terapimu sukses.”

Yuri akhirnya menurut saat Minho membantunya duduk di kursi rodanya. Tak lama Yuri memasang wajah heran saat Kyuhyun sudah berada di depannya. Minho segera memasang wajah datarnya.

“Dokter Choi, apa aku boleh meminta sesuatu padamu?” tanya Kyuhyun.

“Apa yang kau inginkan?”

“Aku ingin meminjam Pasienmu, ada sesuatu yang ingin ku bicarakan dengannya.”

Minho tak menjawab, ia menatap intens pada Kyuhyun. Yuri memperhatikan hal itu dengan perasaan tidak menentu.

“Apa kau berada di sini sedari tadi?” tanya Yuri pada Kyuhyun.

“Lumayan.” sahut Kyuhyun.

“Ah, memalukan sekali kau melihatku dalam keadaan tadi.” kata Yuri, hal itu terdengar sangat lucu bagi Kyuhyun dan juga Minho.

“Kau tidak terlihat memalukan, Yuri-ya. Kau mengangumkan.”

Yuri hanya mampu tersenyum mendengar jawaban Kyuhyun, sedangkan Minho masih betah diam memperhatikan keduanya.

“Yuri, ada sesuatu yang ingin kubicarakan. Apa aku bisa membawamu sebentar?”

Yuri menoleh pada Minho, seolah meminta persetujuan Dokternya. Begitu pun Kyuhyun.

“Jangan menatapku seperti itu. Baiklah, kebetulan aku juga akan memeriksa Pasien lain. Aku menitip Yuri padamu.”  Minho menyerahkan kursi roda Yuri kepada Kyuhyun. Sebelum pergi, Minho menepuk punggung Kyuhyun seolah memberi peringatan. Kyuhyun dapat menangkap peringatan itu. Kyuhyun membawa Yuri menjauh, Minho yang menyadari jika Kyuhyun sudah pergi membawa Yuri terlihat menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan memandang tajam punggung Kyuhyun yang mulai menjauh bersama Yuri. Ada rasa khawatir dari mimik wajah Minho.

“Dimana Yuri?”

Minho berbalik dan mendapati Yoona sudah tiba bersama Donghae.

“Kyuhyun membawanya.”

Yoona melebarkan matanya, “Bagaimana bisa kau…”

“Aku rasa hari ini mereka akan mengakhirinya.”

“Bagaimana jika tidak?” sengit Yoona. Minho hanya mengangkat bahunya.

“Aku ada pekerjaan lain, aku permisih dulu.” katanya lalu melalui Yoona dan Donghae begitu saja.

“Apa lagi sih yang mau di lakukan lelaki itu?!” ketus Yoona yang langsung ingin berjalan mencari Yuri, namun Donghae menahannya.

“Sayang biarlah mereka menyelesaikan semuanya, aku yakin jika Minho sudah berkata begitu, maka itu yang terbaik.”

Yoona akhirnya mengalah dan memilih ikut dengan Donghae yang mengajaknya menunggu di lobby rumah sakit.

*

*

Yuri merekahkan senyumannya saat melihat hamparan pantai yang terdapat di belakang rumah sakit tempat dimana ia di rawat selama delapan tahun ini. Biasanya ia hanya dapat melihatnya dari balik jendela ruang perawatannya, namun kali ini ia bisa melihat pantai ini dari dekat.  Warna senja memantul pada air pantai yang membiaskan warna orange ke sekitarnya, hal itu menjadi sensasi tersendiri bagi Yuri. Kyuhyun ikut serta memandang itu.

“Sekitar sudah banyak berubah tanpa aku sadari.” kata Yuri memulai pembicaraan tanpa berbalik pada Kyuhyun yang hanya diam memandang punggung Yuri yang sedang duduk di atas kursi roda. “Bahkan yang sangat dekat denganku pun berubah dan aku tidak mengetahuinya. Menyedihkan…”

Mendengar ucapan Yuri, membuat Kyuhyun semakin tertunduk. Sedangkan Yuri masih betah memandang ke depan.

“Yuri, ada yang ingin aku sampaikan. Aku dan Sooyoung sudah…”

“Aku tahu.” sahut Yuri, memotong perkataan Kyuhyun yang seketika membulatkan matanya. “Aku sudah mendengarnya dari Sooyoung.”

“Maaf.” ucap Kyuhyun penuh dengan rasa bersalah.

“Dia datang padaku dan menjelaskan semuanya. Aku benar-benar merasa sakit, lalu aku menamparnya.”

Kyuhyun tersentak mendengar hal itu, ia kembali memandang Yuri yang masih membelakanginya.

“Kau harusnya menamparku juga, Yuri. Kau luapkan saja kekesalanmu padaku, akulah yang salah.”

“Aku tidak kesal padanya, aku hanya kecewa. Aku kecewa pada diriku sendiri, kenapa aku harus kehilangan waktu selama delapan tahun dan akhirnya aku tidak bisa melakukan hal yang di lakukan Sooyoung padamu.”

Kyuhyun mulai memejamkan matanya kuat dan menunduk sangat dalam.

“Maaf, Yuri-ya. Karenaku, kau jadi kehilangan waktumu. Karena aku telat menjemputmu saat itu kau ada di kondisi sekarang. Aku benar-benar minta maaf.” ujar Kyuhyun dengan nada bergetar.

Yuri tidak menjawab, ia memandang kedua kakinya sendiri seolah menahan sesak dalam dadanya. Ia mencoba untuk tidak menangis di hadapan Kyuhyun.

“Awalnya aku sudah berusaha untuk terus menunggumu. Bukan hanya karena merasa sebagai penyebab kecelakaan itu, tapi aku juga sangat mencintaimu Yuri. Entah sejak kapan semuanya menjadi tidak terkendali dan sekarang aku…” Kyuhyun semakin tertunduk dengan tangan mengepal tangannya kuat-kuat. “Aku mencintai Sooyoung.”

Kyuhyun mengangkat kepalanya saat Yuri masih tidak menjawab sepatah kata pun atas apa yang di ucapkannya. Ia tertegun saat melihat Yuri masih dalam posisi awalnya, menatap pantai dan membelakangi Kyuhyun.

“Yuri, maafkan aku.”

“Kau ingat tidak tentang buku yang kau berikan padaku? Aku tahu kau tidak suka membaca buku cerita, tapi bolehkah aku menceritakan isi ceritanya padamu?”

Kyuhyun mencoba menghapus air matanya yang sedikit memenuhi pelupuk matanya. Ia segera berpindah posisi, duduk di sebelah kursi roda Yuri. Membiarkan pasir pantai mengotori celananya.

“Bake adalah nama seorang Anak yang di berikan oleh Ibunya. Di saat ia masih kecil, ia hidup normal seperti anak kecil pada umumnya.” Yuri memperbaiki rambutnya yang di terpa oleh angin dan mencoba mengingat-ingat cerita itu, biar bagaimana pun setelah kecelakaan itu, Yuri agak bermasalah dengan kepalanya. “Dia memiliki sahabat yang terus mengisi hari-harinya. Sampai suatu ketika, ia tidak sengaja memakan jamur yang ia temukan di dalam hutan saat sedang membantu Ibunya mencari kayu. Ternyata jamur itu memiliki racun yang tidak pernah di ketahui sebelumnya , sampai akhirnya racun itu menjalar dengan ganasnya di dalam tubuh Bake  dan mengakibatkan pertumbuhan tubuhnya berhenti.”

Yuri mencoba mengatur napasnya sebelum melanjutkan cerita, sedangkan Kyuhyun masih betah mendengarkannya.

“Semakin hari, teman-temannya semakin membesar dan dewasa sedangkan Bake hanya bisa tertidur di atas tempat tidur dan menyaksikan teman-temannya bertumbuh. Setiap hari, di dalam ketidakpastian kapan ia akan sembuh, Bake mulai mempelajari sesuatu dalam hatinya. Sesuatu yang ingin ia sampaikan pada sahabat-sahabatnya yang mulai tidak bisa datang menemuinya karena mulai sibuk dengan urusan masing-masing.”

Kyuhyun memperhatikan wajah Yuri secara seksama. Tidak ada yang berubah dari wanita ini sejak awal Kyuhyun mengenalnya. Senyum hangat dan juga wajah cerianya, membuat Kyuhyun benar-benar berat harus meninggalkan wanita ini.  Bahkan dalam keadaannya sekarang, ia masih berusaha untuk tidak terlihat sedih.

“Suatu hari Bake akhirnya sembuh dan Bake merasa itu adalah sebuah keajaiban atas usaha Ibunya yang selalu berdoa dan berusaha untuk kesembuhan Bake. Bake yang merasa bahagia mulai berjalan keluar, namun ia merasa sedih saat tidak menemukan satu pun sahabat-sahabatnya.”

Nada bicara Yuri mulai berubah, Kyuhyun mencoba tetap tenang mendengarkan kisah selanjutnya.

“Akhirnya, takdir mempertemukan Bake dengan salah satu Sahabatnya. Sayang, Sahabatnya tidak mengenal Bake dan tentu saja Bakae sangat terpukul. Saat Sahabatnya pergi, Bake menahannya dan mengatakan…” Yuri diam, ia memandang Kyuhyun dan kemudian ia tersenyum. “Mau kah kau menjadi temanku lagi? Ini Aku, Bake. Mungkin aku sudah cukup jauh tertinggal olehmu, tapi bisakah kau menyemangatiku untuk mengejarmu dan Sahabat-sabahat yang lain?”

Kyuhyun tercengang oleh kata-kata itu, dadanya semakin sesak. Yuri terus mempertahankan senyumannya pada Kyuhyun.

“Yuri…”

“Kyuhyun yang aku cintai hanya ada di masa delapan tahun yang lalu, ya rasanya kami hanya saling mencintai di masa itu.” ucap Yuri, membuat Kyuhyun semakin merasa tersudut. “Ayo berpisah, Kyuhyun.”  kata Yuri dengan senyum namun bergetar, ia menahan sesuatu di dalam dadanya.

“Mungkin aku masih mencintai Kyuhyun yang mencintaiku dengan tulus delapan tahun lalu, ah mungkin tiga tahun yang lalu. Tapi, sekarang aku akan berusaha untuk melupakannya dan hidup dengan semangat mengejar kalian, seperti Bake.”

Yuri berpaling dari Kyuhyun, ia menyembunyikan air mata yang sudah terjatuh membasahi pipinya.

“Yuri, maafkan aku. Aku tidak salah telah jatuh cinta padamu. Kau adalah Wanita terkuat dan terbaik yang pernah aku kenal. Kau bahkan tidak marah padaku yang telah merenggut waktumu. Aku benar-benar tidak pantas mendapat maafmu. Aku sungguh-sungguh minta maaf.” Kyuhyun mulai menangis, ia benar-benar harus mengambil keputusan tersulit dalam hidupnya. Sejujurnya, ia masih menyayangi Wanita di hadapannya ini, tapi ada suatu hal lain yang membuatnya tidak bisa kembali seperti dahulu. Cinta yang ia mulai untuk Sooyoung.

“Kau bilang kau mencintai Sooyoung, kan? Maka kejarlah dan bahagiakan dia.”

Yuri mencoba menghapus air matanya, dengan sekuat tenaga ia menahan tangisnya dan ia berbalik menatap Kyuhyun, tentu dengan senyum khas Yuri.

“Ketika kau bertemu dengannya, sampaikan permintaan maafku. Maaf telah membuatnya berhenti mengejar cita-citanya dan tentu saja aku harus meminta maaf padamu.” Yuri membungkukan badan seadannya, mengingat ia masih berada di atas kursi roda. “Maaf karena sudah membuatmu mengalami masa-masa terburuk itu.” Kata Yuri dengan air mata yang rupanya tidak dapat ia tahan, walau ia tersenyum namun air mata terus mengalir membasahi pipinya. “Pergilah, Kyu.”

Kyuhyun memandang Yuri dengan tatapan penuh rasa bersalah, melihat Yuri yang terus tersenyum padanya membuatnya semakin ingin menangis.

“Yuri, maafkan aku!” kata Kyuhyun tulus dengan membungkuk 90 derajat menghadap Yuri. “Aku janji padamu akan menjaganya dan juga anak kami dengan sangat baik. Aku berharap untuk kebahagiaanmu juga, Yuri. Selamat tinggal.”

Yuri mengangguk, menjawab ucapan Kyuhyun.

“Ku harap kau membuktikan janjimu itu. Jika Sooyoungku menangis karenamu, Aku, Yoona dan Minho akan sangat marah padamu dan mengambil Sooyoung dari sisimu. Jangan ucapkan selamat tinggal, suatu hati temui Aku bersama Sooyoung dan anak kalian. Tentu saja saat aku sudah sembuh.” kata Yuri.

Kyuhyun mengangguk pasti. Setelah menghapus air matanya, ia segera berbalik dan berjalan menjauhi Yuri karena sepertinya ia sudah melihat Minho yang terus memperhatikan mereka.

Melihat Kyuhyun yang sudah cukup jauh, membuat Yuri berpaling dan menatap ke arah pantai lagi. Ia menutup wajahnya dan menangis tersedu-sedu. Menumpahkan semua yang ia tahan tadi. Kyuhyun terus berjalan dan berusaha dengan keras untuk tidak berbalik lagi ke arah Yuri. Ia mendesis memegang dadanya.

“Aku menyayangimu, Yuri. Sungguh… Rasa itu tidak pernah berubah untukmu. Hanya saja, aku tidak boleh meninggalkan Sooyoung dan Soohyun. Dan rasanya aku sudah sangat mencintainya. Maaf.” desis Kyuhyun dengan air matanya.

Yuri mencoba mengatur napasnya setelah menangis sesenggukan. Ia begitu terkejut saat melihat Minho sudah berada di depan matanya dengan jas putih kebangsaannya. Sekali lagi Yuri mencoba menghapus air matanya dan mencoba tersenyum pada Minho yang masih betah berdiri dengan tatapan lurus memandang Yuri.

“Minho?” heran Yuri saat Minho hanya terdiam dengan pandangan tertuju padanya. “Apa kau dari tadi di sini?”

Minho segera mengangguk, “Aku khawatir jadi aku mencoba menyusulmu dan benar saja, Kyuhyun tidak bertanggung jawab untuk mengembalikan Pasienku.”

Yuri tertawa mendengar itu, namun tawa itu terdengar cukup hambar di telinga Minho. Yuri memandang Minho heran saat Pria itu duduk bersimpuh di depan kursi roda Yuri. Tak lama, Minho menunjuk salah satu pundaknya sendiri. Yuri yang mengerti maksud Minho, akhirnya menyandarkan kepalanya pada pundak Minho lalu kembali menangis. Dengan memberanikan diri, Minho mengelus pundak Yuri.

“Tumpahkanlah semuanya, aku mengerti bagaimana perasaanmu saat ini.” kata Minho. Suara tangis Yuri semakin kuat, menandakan dia mencoba mengeluarkan semua kesedihan yang ia pendam.

Yoona melirik pada Donghae, “Sayang, apa selama ini Minho…” Yoona menutup mulutnya, tak melanjutkan pertanyaannya.  Donghae mengangguk.

“Sayang, apa kau sama sekali tidak menyadarinya?”

Yoona menggeleng dengan penuh rasa bersalah. “Dia terlalu pintar menutupinya, ah bodoh kau Im Yoona! Jadi, selama ini aku mengatakan pada Minho jika dia mencintai Sooyoung itu…. Omo!” panik Yoona seraya memukul kepalanya sendiri. Donghae segera menarik Yoona dalam pelukannya karena ia begitu gemas melihat tingkah Yoona.

Di sisi lain, Yuri akhirnya merasa tenang. Ia tersadar dengan apa yang baru ia lakukan. Dengan cepat ia segera menjauhkan kepalanya dari pundak Minho dan menghapus air matanya.

“Maafkan aku, jasmu jadi basah.” ucap Yuri, tak enak.

“Tidak apa, setidaknya kau sudah menumpahkan air mata itu. Aku harap kau bisa segera tersenyum kembali. Senyum yang benar-benar tersenyum.”

“Minho… Kenapa kau begitu baik padaku?”

Mendengar pertanyaan Yuri seketika membuat Minho terdiam. Ia mengalihkan pandangannya dari Yuri yang kini sedang menatapnya penuh tanda tanya.

“Tentu saja karena kau Pasienku. Dan mungkin, karena kita…. Sahabat?”

“Ajari aku.” kata Yuri tiba-tiba.

Minho seketika memandang Yuri dengan tatapan heran.

“Ajari aku agar diriku bisa sekuat dirimu menghadapi ini semua.”

“Apa yang sedang aku hadapi, Yuri? Dan aku rasa tidak ada hal yang harus aku ajarkan padamu.”

“Aku ingin sekuat dirimu saat cintamu pergi bersama sahabatmu.”

Seketika Minho mendesis, “ajari dirimu agar seperti diriku?” tanya Minho yang di sambut oleh anggukan kecil dari Yuri. “Tentu saja aku tidak mau!” timpal Minho.

Minho berdiri  dan kemudian ia membelakangi Yuri, menatap pantai. “Aku tidak ingin kau jadi sepertiku, Yuri. Aku ini payah.” ucap Minho pelan, namun Yuri masih dapat mendengarnya.

“Bagiku, kau tidak payah. Bahkan kau sangat kuat, Minho.”

“Aku kuat karena cintaku selalu ada untuk membuatku kuat.”

Yuri tersenyum kecil mendengar jawaban Minho. “Sooyoung-ku memang hebat ketika membuatmu kuat. Harusnya aku tidak boleh selemah ini, ada cintaku di sini. Mama, Yoona, Donghae dan juga dirimu.”

Minho diam dan tidak bereaksi mendengar ucapan Yuri. Ia sibuk memandang hempasan air pantai yang menghantam bebatuan.

“Aku sangat berterima kasih karena kau mau menjadi sahabatku, Minho. Padahal, sebelum kecelakaan itu terjadi. Kita tidak cukup banyak berbicara.” lanjut Yuri.

“Yuri, aku ini benar-benar payah.” kata Minho sembari berbalik dan menatap Yuri. “Bahkan sampai sekarang kau masih mengira aku mencintai si Tukang Makan itu, kan?”

Yuri mengangguk polos. “Sejak di sekolah dulu, aku sudah mengira kau mencintai Sooyoung. Kau begitu perhatian padanya.”

Minho hanya diam memandang Yuri yang tidak lama terlihat salah tingkah.

“Apa aku salah?”

“Tentu saja salah!” sahut Minho langsung.

“Benarkah? Maaf.” desah Yuri sambil memukul pelan keningnya. Melihat hal itu membuat Minho sedikit lega. Wanita ini benar-benar pintar menyembunyikan kesedihannya, pikirnya.

“Jika bukan Sooyoung…” Yuri menutup mulutnya. “Kau sudah punya Wanita lain? Atau jangan-jangan kau sudah menikah juga?” tanya Yuri serius. Bukannya menjawab pertanyaan Yuri, Minho malah tertawa. Membuat Yuri mengernyitkan keningnya. “Kenapa kau tertawa?”

“Maaf, aku hanya tidak menyangka jika Yuri yang ku kenal sebagai Gadis pemalu rupanya begiru cerewet.”

“Ya!” protes Yuri dengan malu. Tak lama, ia menyembunyikan ekspresi malunya. Ia memilih memandang lurus ke depan.

“Yuri?” panggil Minho.

“Hm?” sahut Yuri lembut.

“Apa kau ingin mendengar sebuah cerita dariku?”

Yuri mengangguk cepat kepada Minho. “Aku tidak menyangka, jika Minho yang ku kenal tidak banyak bicara kini mau menceritakanku sebuah kisah.” kata Yuri. Minho terkekeh renyah mendengarnya dan kemudian ia mengambil posisi duduk di sebelah kursi roda Yuri. Yuri merasa tidak enak dengan hal itu, namun Minho memberi isyarat bahwa ia tidak apa-apa.

“Tapi ini agak membosankan, apa kau tetap mau mendengarnya?”

“Tentu saja aku mau!”

Kini giliran Minho yang mengangguk, “baiklah. Kau harus memperhatikan ceritaku baik-baik.”

Minho menarik napas panjang, sebelum dia memulai sebuah kisah yang selama ini di pendam olehnya.

“Yuri… Mungkin kau memang belum mengetahui orang seperti apa aku ini, tapi asal kau tahu. Aku adalah seseorang yang tidak pernah ingin dekat dengan siapa pun. Aku tidak pernah mempercayai kata ‘sahabat’ dan teman. Pikiran itu seketika berubah saat aku masuk sekolah tingkat atas, aku bertemu seorang lelaki yang mungkin memiliki pemikiran sama denganku, di saat orang lain sibuk mencari teman sedangkan aku dan dirinya hanya duduk di kursi kami masing-masing tanpa terganggu oleh aktifitas memuakan itu.”

Yuri menyetujui hal pertama yang di katakan Minho barusan, saat bertemu dengan Minho dahulu. Yuri berpikir jika Minho adalah orang yang dingin karena hampir tidak pernah berbicara dengan Yuri, tapi saat melihat perhatian Minho pada Sooyoung, Yuri merubah cara pandangnya ke Minho. Yuri kembali fokus mendengarkan Minho.

“Lelaki itu benar-benar memiliki dunianya sendiri, ia duduk tepat di sebelah kursiku dan entah kenapa aku jadi mengetahui kebiasaannya yang menghabiskan waktu sekolah dengan PSP. Suatu hari, aku tidak sengaja menjatuhkan penghapus milikku tepat di kakinya. Aku bermaksud ingin mengambil karena aku pikir Lelaki ini pasti cuek dan tidak menyadari apapu. Namun, dugaanku salah. Ia segera mengambil penghapus milikku lalu menyerahkannya padaku sambil berkata ‘Choi Minho? Ini milikmu.’ Aku menyambut penghapus itu dengan dingin, tapi di situlah awal mulanya kami saling kenal hingga bersahabat dengan Idiot Gamer itu.” kekeh Minho, ia benar-benar terbang pada ingatan masa lalu dimana ia pertama kali berbicara pada Kyuhyun. Yuri ikut tersenyum melihat Minho.

“Saat kami naik ke tingkat dua, kami kembali berada di kelas yang sama tapi dengan keadaan kelas berbeda. Seperti biasa, tidak ada yang memulai pembicaraan pada kami. Mungkin karena aku dan idiot gamer itu terlihat tidak tertarik berkenalan dengan mereka. Tapi, ada seorang Gadis riang bersuara cempreng dan hobi makan datang pada kami. Memarahi kami yang tidak mau melakukan piket kelas, sampai akhirnya kami malah menjadi sering bertengkar kecil dengannya.” Minho akhirnya memandang Yuri yang juga sedang memandangnya. “Namun justru itulah yang membuat kami mendekat padanya dan akhirnya bersahabat dengan si Tukang Makan itu.” kekeh Minho. Untuk pertama kalinya Yuri melihat senyum lepas dari Minho.

“Dan kau tahu? Ternyata si Tukang Makan itu mempunyai sahabat. Aku masih ingat saat pertama kali sahabat si Tukang Makan itu datang ke kelas kami, saat itu aku benar-benar merasa heran dengan diriku sendiri. Sebab, saat itulah pertama kalinya aku ingin mengenal seseorang lebih dulu.” Minho seketika merubah mimik wajahnya menjadi heran. “Tapi aneh, sahabat si Tukang Makan itu tiba-tiba berlari tidak meninggalkanku dan Idiot Gamer saat si Tukang Makan ingin memperkenalkan kami.”

Yuri melebarkan matanya mendengar itu, masih jelas di ingatan Yuri tentang kejadian yang baru saja di ceritakan Minho. Itu adalah saat dimana dirinya merasa gugup berhadapan dengan Kyuhyun. Yuri benar-benar tidak melihat Minho saat itu. Melihat Yuri yang sepertinya sadar jika yang dimaksud oleh Minho adalah dirinya, membuat Minho tersenyum lalu mulai melanjutkan kembali ceritanya.

“Hari demi hari berlalu, aku menjadi penasaran dengan sahabat si Tukang Makan itu. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku selalu kepikiran tentangnya, tapi aku juga tidak berani mendekati atau bertanya kepada si Tukang Makan tentang dirinya karena aku berpikir bahwa Gadis itu, tidak menyukaiku atau sahabatku.”

Yuri segera menggeleng kuat, namun ia masih betah tidak mengeluarkan suara apapun. Ia membiarkan Minho menceritakan semuanya.

“Lalu aku sadar, bahwa bukan hanya diriku saja yang selalu memperhatikan gadis itu dari jauh, sahabatku si Idiot Gamer rupanya sering memperhatikannya. Bahkan, ia selalu melihat ke arah gadis yang ku sukai itu. Sejak itu, aku jadi mundur dan membiarkan si Tukang Makan yang juga menyadari perasaan Idiot Gamer dan gadis itu mulai bergerak untuk mendekatkan keduanya. Terlebih saat aku mendengar si Tukang Makan bercerita kepadaku tentang perasaan sahabatnya kepada Idiot Gamer. Aku sedih mendengarnya, tapi aku sadar aku harus mendukung kebahagiaan sahabatku juga perasaan gadis yang ku sukai itu.”

Yuri termangu mendengar perkataan terakhir Minho. Seolah baru menyadari sesuatu yang selama ini selalu salah di artikan olehnya.

“Aku masih sangat mengingat rasa sakit saat Sahabatku dan Gadis yang ku sukai saling bertukar perasaan, aku tidak menyangka rasanya sangat sakit sampai aku merasa tidak ingin bertemu mereka lagi untuk menghindari rasa sakit ini. Tapi, melihat si Tukang Makan yang mulai menyadari perasaannya untuk Idiot Gamer, membuatku juga menjadi lebih kuat. Aku malah mengikuti caranya yang harus bahagia melihat orang yang kita sayangi sedang bahagia. Dan akhirnya aku menjadi orang yang mencintai kekasih sahabatku dalam diam.” Merasa ceritanya sudah cukup, membuat Minho menghela napas. Ia memandang Yuri dengan senyumannya. “Apa kau bosan mendengar ceritaku?”

Minho segera mendekati Yuri yang rupanya menangis. “Kenapa kau malah menangis?”

“Tidak. Aku hanya…” Yuri tidak melanjutkan kata-katanya, entah kenapa hari ini dia tidak dapat menahan air matanya. Terlalu berat untuk menahan semuanya. Minho berpindah posisi yang semula ada di samping Yuri, menjadi ada di hadapan Yuri. Ia bersimpuh di hadapan Yuri, sehingga tingginya hampir sama dengan Yuri yang duduk di atas kursi roda.

“Semua orang mengatakan jika aku mencintai sahabatku si Tukang Makan itu. Aku memang menyayanginya, sangat! Tapi cintaku tidak pernah berubah dari delapan tahun lalu sampai saat ini untuk sahabatnya.” Minho mengangkat tangan kanannya dan dengan jari telunjuknya ia menunjuk Yuri. “Kau. Kaulah orang yang ku cintai.”

Yuri semakin sesenggukan, membuat Minho segera menurunkan tangannya. “Mungkin ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengatakan ini, tapi rasanya aku sudah mampu menahannya lagi.”

Entah sejak kapan, tapi di tangan Minho terdapat sebuah gelang perak yang di keluarkannya dari saku jas miliknya. “Gelang ini, aku tidak tahu kenapa aku membelinya delapan tahun lalu, tepat di hari kecelakaan itu terjadi. Padahal saat itu aku tahu, bahwa aku tidak mungkin bisa memberikan gelang ini untukmu, tapi sampai detik ini aku masih berharap bisa memberikan gelang ini padamu.”

Yuri mencoba menghapus air matanya. “Minho?”

“Hm?” sahut Minho lembut. Minho seketika mencari khawatir saat wajah Yuri benar-benar terlihat pucat. Ia segera menaruh gelang itu kembali ke dalam saku jasnya.

“Yuri, kau tidak apa-apa?” tanya Minho yang langsung memegang kedua bahu Yuri.

“Aku tidak apa-apa.” Dengan menahan sesak di dada dan kepalanya, Yuri mencoba tersenyum ke arah Minho.

“Apa yang kau ceritakan benar?”

Minho mengangguk cepat.

“Tidak hanya sekedar untuk menghiburku?”

Minho menggeleng.

“Kenapa kau bisa bertahan selama ini?”

“Karena aku yakin kau adalah takdirku, Yuri. Dan aku tidak bisa menemukan alasan aku mencintaimu pada diri orang lain.”

Yuri memandang Minho lekat, begitupun Minho yang memandang Yuri sangat lekat. Minho semakin khawatir melihat Yuri semakin pucat.

“Yuri sebaiknya…”

“Minho… Bisakah kau membantuku?” tanya Yuri, memotong ucapan Minho.

“Apa yang bisa ku bantu untukmu?”

Yuri akhirnya melengkungkan sebuah senyum di sudut bibirnya yang benar-benar terlihat pucat. Tapi, hal itu tidak menutupi wajah manisnya.

“Jika kau memang yakin aku adalah takdirmu, bisakah kau membantuku untuk membuat kau juga takdirku?”

Minho mengernyitkan keningnya mendengar ucapan Yuri.

“Bantu aku mencintaimu dan bantu aku untuk melangkah maju.”

Akhirnya Yuri melemah dan terlihat sempoyongan, beruntung Minho sigap menangkapnya. Yuri pingsan, membuat Minho segera menggendong tubuh lunglai itu dan dengan cepat ia membawa Yuri kembali masuk ke dalam area rumah sakit.

“Yuri kenapa Dokter?!” tanya Yoona panik saat Minho melewati dirinya dan Donghae.

“Dia terlalu banyak berpikir dan kelelahan. Kalian tenang saja, dia hanya butuh istirahat dan aku akan memasangkan selang infusenya kembali.” ucap Minho menenangkan Yoona, walau dirinya juga sangat khawatir saat ini. Yoona membiarkan Minho berlalu cepat untuk membawa Yuri.

“Tenanglah Sayang, Yuri wanita kuat.” ujar Donghae seraya mengelus punggung Yoona.

“Aku percaya pada Yuri dan Minho. Setidaknya semua sudah berakhir.” desah Yoona.

*

*

Kyuhyun berlarian tidak menentu di tengah hiruk pikuk kota. Ia terus berlarian menyusuri setiap jalan berharap dapat menemukan Sooyoung dan Soohyun. Sudah lebih dari dua jam ia berlari ke sana kemari, tapi tidak kunjung menemukan mereka. Ia sudah mendatangi rumah Sooyoung dan apartemen Minho, namun ia tidak menemukannya juga.

“Sial! Kenapa tidak terpikirkan olehku?” umpatnya pada diri sendiri. Ia terlalu panik hingga tidak terpikirkan untuk bertanya pada Minho. Kyuhyun langsung merogoh saku jeansnya dan langsung meraih ponsel untuk menghubungi Minho. Minho tak langsung mengangkat telepon Kyuhyun, namun Kyuhyun terus berusaha mencoba menghubungi Minho.

Yoboseyo?” Suara berat Minho akhirnya terdengar setelah percobaan ketiga kalinya dari Kyuhyun.

“Minho ini aku, Kyuhyun.”

“Aku aku. Ada apa?”

“Minho, bisakah kau membertahuku dimana Sooyoung dan Soohyun berada?” tanya Kyuhyun sedikit ragu, mengingat masalahnya dengan Minho beberapa waktu yang lalu.

“Kau bertanya padaku? Bukankah waktu itu kau sendiri yang bilang tidak akan kembali padanya, jadi untuk apa kau bertanya dimana keberadaannya?”

“Aku tahu. Tapi, sekarang aku sadar bahwa aku memerlukan mereka, Minho. Aku mencintai Sooyoung dan aku…”

“Sudahlah. Setidaknya, kau bertingkah sedikit benar dengan berkata yang sejujurnya kepada Yuri. Dan untuk keberadaan Sooyoung. Aku juga tidak tahu, dia meninggalkan apartemen yang ku sewa untuknya pada hari dimana ia baru saja bertemu Yuri.”

Mendengar penjelasan Minho, membuat Kyuhyun bernapas kecewa.

“Tapi, aku yakin ia masih ada di Seoul. Aku rasa kau tidak lupa satu hal, jika Sooyoung sedang sedih kemanakah dia akan pergi? Kau pasti tahu.”

Kyuhyun terdiam sejenak, sampai akhirnya ia teringat sesuatu.

“Minho, kau memang sahabat sejatiku. Maafkan aku atas tingkahku selama ini yang membuatmu susah, tapi kali ini aku benar-benar tidak akan meninggalkan Sooyoung. Terima kasih banyak!” kata Kyuhyun dan langsung mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban Minho.

Kyuhyun memberhentikan sebuah taksi dan menuju suatu tempat dimana ia merasa jika Sooyoung sedang pergi ke sana. Setelah beberapa puluh menit, Kyuhyun akhirnya sampai di taman. Taman yang sangat di sukai Sooyoung sejak sekolah dahulu. Kyuhyun bernapas lega saat melihat Sooyoung sedang duduk di salah satu kursi taman sembari memperhatikan Soohyun yang sibuk bermain pasir. Sesekali Kyuhyun dapat melihat pandangan Sooyoung berubah menjadi kosong.

“Sooyoung?” panggil Kyuhyun  saat sudah berada di dekat Sooyoung. Sooyoung yang merasa di panggil, segera berbalik kecil. Mendapati sosok Kyuhyun sudah berada di dekatnya, membuat Sooyoung segera berdiri dan ingin mengambil Soohyun untuk menjauh. Namun, Kyuhyun segera menahannya. Sooyoung berusaha menepis tangan Kyuhyun.

“Lepaskan aku.” kata Sooyoung, namun Kyuhyun bersikukuh menahan tangan Sooyoung.

“Sooyoung, aku mohon dengarkan aku dulu.”

“Cukup! Aku sudah tidak ingin mendengar apapun darimu!” tukas Sooyoung sedikit meninggi dan menepis tangan Kyuhyun.

“Tapi…”

“A…yah!” seru Soohyun yang menyadari kehadiran Kyuhyun. Dengan langkah tertatih, ia segera mendekatkan diri ke arah Kyuhyun. Kyuhyun melepas Sooyoung dan segera merentangkan tangannya hendak menggendong Soohyun, tapi Sooyoung segera mengambil Soohyun ke dalam gendongannya.

“Jangan sentuh dia lagi!” Mendengar Sooyoung berbicara dengan nada tinggi membuat Soohyun kaget dan menangis. Sooyoung tidak perduli, ia segera membawa Soohyun untuk menjauh.

“Aku sudah menjelaskan semuanya kepada Yuri!” kata Kyuhyun. Sooyoung berhenti melangkah, namun tidak langsung berbalik pada Kyuhyun. “Kau harus mendengar penjelasanku dulu Sooyoung, setelahkan kau berhak menentukan untuk pergi dariku membawa Soohyun atau tidak.”

Tidak ada jawaban dari Sooyoung, tapi melihat Sooyoung yang berdiri mematung membuat Kyuhyun mengambil jawaban bahwa Sooyoung mau mendengarnya. Soohyun terus menangis, meminta Kyuhyun mengambilnya. Kyuhyun menahan dirinya mendengar tangis sang anak, ia takut jika Sooyoung kembali lepas kendali.

“Pertama-tama aku ingin meminta maaf padamu. Aku…”

“Kau tidak perlu meminta maaf padaku. Bukankah sedari awal kau memang milik Yuri? Dan sekarang kau bisa kembali padanya dan tidak usah memperdulikan aku dan Soohyun. Yuri juga sepertinya tidak marah padamu, ia hanya kecewa padaku.”

“Kau salah, Sooyoung. Yuri tidak marah padamu dan juga padaku. Ia hanya kecewa pada dirinya lalu mengajakku untuk berpisah.”

Sooyoung melebarkan matanya mendengar itu, ia langsung berbalik memandang Kyuhyun yang masih berdiri mematung di tempatnya.

“Apa Yuri baik-baik saja setelah mengatakan itu?” tanya Sooyoung dengan mimik khawatir.

Kyuhyun menggeleng, “walau ia menyembunyikannya dengan sangat baik. Saat aku pergi, aku tahu dia sedang menangis sesenggukan.”

Sooyoung menunduk dan terlihat berusaha menenangkan Soohyun yang sedang menangis. Melihat itu, Kyuhyun segera mendekat dan mengambil alih Soohyun dari Sooyoung. Kali ini, Sooyoung tidak menahannya, ia mempersilahkan Soohyun untuk di gendong oleh Ayahnya. Benar saja, Soohyun seketika berhenti menangis.

“Sepertinya ia sangat merindukanmu.” ucap Sooyoung pelan.

“Aku juga sangat merindukannya dan juga merindukan dirimu.”

Sooyoung tak bereaksi mendengar itu, ia masih tidak bisa memaafkan Kyuhyun begitu saja.

“Apa kau tahu, Yuri mengatakan jika ia tidak mencintaiku. Kyuhyun yang ia cintai hanya hidup di waktu delapan tahun yang lalu dan dia meminta maaf padaku karena telah membuatku dan dirimu dalam masa-masa terpuruk itu.”

“Harusnya Yuri tidak perlu meminta maaf padaku. Akulah yang menyebabkan dia…”

Kyuhyun menutup bibir Sooyoung dengan telunjuknya, Sooyoung memandangnya dan di sambut dengan gelengan pelan Kyuhyun.

“Dia bahkan mengancamku jika aku menyakitimu, dia akan sangat marah sekali. Bukan hanya dia, mungkin Minho dan Yoona juga akan ikut memarahiku.” Akhirnya Kyuhyun  menjelaskan kepada Sooyoung seluruh percakapannya bersama Yuri tadi.

Sooyoung tidak dapat menahan air matanya. Ia benar-benar ingin segera berlari dan memeluk Yuri saat ini juga. Bisa ia bayangkan bagaimana sakitnya Yuri saat mengatakan semua itu. Biar bagaimana pun, bagi Sooyoung perasaan dan keadaan Yuri pasti masih sama seperti delapan tahun yang lalu.

Kyuhyun membiarkan Sooyoung menangis sejenak, ia menaruh Soohyun dan membiarkan Putrinya kembali bermain. Kyuhyun akhirnya mendekatkan diri pada Sooyoung dan meraih Sooyoung untuk bersandar padanya. Sooyoung tidak mengelak, ia segera menyandarkan kepalanya dan menangis sejadinya. Setelah puas menangis, Sooyoung akhirnya menjauhkan kepalanya dari pundak Kyuhyun.

“Aku benar-benar sadar jika aku sangat membutuhkan dan mencintaimu, Sayang. Kembalilah padaku.” ucap Kyuhyun seraya memegang kedua pundak Sooyoung. Kyuhyun mengambil gelang dan memasangkannya di pergelangan tangan Sooyoung. “S untuk Si Tukang Makan dan ini untuk pernikahan kita kembali.” timpal Kyuhyun yang langsung memakaikan cincin pernikahannya kepada Sooyoung. Sooyoung masih bungkam memandang semua perlakukan Kyuhyun.

“Ikutlah denganku ke Kanada, kita akan memulai semuanya kembali di sana. Apa kau bersedia?”

Sooyoung akhirnya mengangguk dan memeluk Kyuhyun. Tentu saja pelukan itu langsung di balas hangat oleh Kyuhyun yang terlihat menitikan air matanya.  Mereka akhirnya tersadar saat Soohyun menarik baju Kyuhyun. Kyuhyun melepas pelukannya dari Sooyoung dan segera menggendong Putri kecilnya itu.

“Maafkan Ayah, Sayang. Ayah tidak bermaksud mengabaikanmu. Sini-sini cium Ayah!” kata Kyuhyun, melihat itu Sooyoung semakin menangis namun juga tersenyum bahagia.

Teruntuk sahabatku, Kwon Yuri. Maaf, ternyata aku masih sangat mencintainya. Aku berharap kau bisa memaafkanku karena kali ini aku harus meninggalkan kota dimana kita lahir, bertemu dan menjalani semuanya. Aku sangat menyayangimu, Minho, Yoona dan juga Bibi tapi maaf, aku masih merasa tidak pantas bertemu denganmu dalam keadaan ini. Selamat tinggal…

*

*

Dua bulan berlalu, kini Yuri sudah di ijinkan untuk keluar dari rumah sakit. Yoona, Bibi Kwon dan Donghae menyambut Yuri di depan rumah sakit dengan penuh suka cita. Beberapa perawat mengantar Yuri sampai ke depan rumah sakit. Setelah berterima kasih kepada jajaran tenaga rumah sakit tempat dimana Yuri menghabiskan masa penyembuhannya selama bertahun-tahun, mereka akhirnya segera berjalan menuju mobil Donghae.

“Kemana Minho?” tanya Yuri kepada Yoona saat Yoona dan Donghae sedang membantunya untuk naik ke atas mobil.

“Sedang ada urusan kecil.”

Yuri mengangguk mengerti. Yoona segera menutup pintu mobil dan menyusul Donghae yang sudah lebih dulu duduk di kursi kemudi.

“Yoona tunggu!” Yoona yang baru saja hendak masuk ke dalam mobil segera berhenti dan berbalik.

“Minho?!” kaget Yoona saat melihat Minho dengan setelan jas sedang berlarian menghampirinya.  Dengan terengah Minho sampai di dekat Yoona dan celingukan mencari keberadaan seseorang.

“Dimana Yuri?” tanya Minho.

“Aku di sini!” seru Yuri yang rupanya sudah mengintipkan kepalanya di jendela mobil. Minho segera mendekati Yuri yang sudah tersenyum padanya. “Kau terlambat, Dokter Choi.”

“Maaf, rapat di perusahaan Ayah tidak sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan. Ini!” Minho menyerahkan sebuket bunga lily kepada Yuri. “Selamat atas kepulangannya dari rumah sakit ini.” ucap Minho yang di balas senyuman oleh Yuri seraya mengambil buket bunga itu.

“Terima kasih, ini sangat cantik.” kata Yuri sembari menikmati wangi bunga lily itu. “Ah Minho, selamat juga atas keberhasilanmu menjadi Direktur di perusahaan Ayahmu.”

“Selamat juga, Dokter Choi!” timpal Yoona.

“Selamat Minho, kau benar-benar Pria yang hebat.” Mendengar suara Bibi Kwon yang ternyata duduk di sebelah Yuri, membuat Minho sedikit merasa malu. Ia mengangguk kaku ke arah Bibi Kwon.

“Ini semua karena permintaan Yuri yang memaksaku untuk mengikuti keinganan Appa.”

“Jadi kau masih merasa aku memaksamu?” tanya Yuri dengan bibir yang manyun. Baru saja Minho hendak menjawab, Yuri seketika merubah ekspresinya menjadi sumringah. “Tapi biarlah, jika tidak begitu aku akan merasa bersalah pada Ayahmu.” kata Yuri.

“Kau tidak seharusnya merasa bersalah. Lagipula, aku menikmatinya. Kedua pekerjaanku ini.”

“Sekarang aku jadi bingung mau memanggilmu apa. Pengusaha Choi atau Dokter Choi?”

Seketika Minho memandang sinis ke arah Pria yang duduk di balik kemudi.

“Baiklah-baiklah. Aku akan memanggilmu Pengusaha Choi di siang hari dan Dokter Choi saat kau berperan sebagai Dokter di klinik pribadimu.” tukas Donghae.

“Terserah kau saja, Hyung!” sahut Minho yang di sambut kekehan semuanya. Minho memandang Yuri yang juga ikut tertawa, ada kelegaan hati ketika melihat Wanita itu sudah bisa tertawa lepas tanpa tatapan kosong. Yuri menyadari jika Minho sedang menatapnya.

“Minho, ada apa?”

Minho seketika menggeleng dan mengalihkan pandangannya kepada Bibi Kwon. “Bibi? Bolehkah aku membawa Yuri sebentar?”

“Ya! Kau ingin membawa Yuri kemana?!” protes Yoona.

“Ke suatu tempat, sebentar saja. Lagipula, aku meminta ijin kepada Bibi, kenapa kau yang menjawab?”

Bibi Kwon terkekeh melihat tingkah keduanya. Ia segera memegang pundak Yuri. “Jika Yuri mau kau bawa, maka Bibi tidak bisa melarangnya.”

Setelah mendengar jawaban Bibi Kwon, Yuri segera menatap Minho dan mengangguk..

“Baiklah, Minho kau bertanggung jawab atas Yuri, ok?!” peringat Yoona. Minho segera menjawab dengan mengacungkan Ibu jarinya.

“Siap, Yoona!”

Minho segera membuka pintu mobil dimana Yuri duduk. Dengan sangar berhati-hati Minho membantu Yuri keluar dari mobil. Walau terapi Yuri berjalan lancer selama kurang lebih 2 bulan ini, tapi itu belum cukup untuk mengembalikan kondisi kaki Yuri.

“Kau butuh kursi roda?” tanya Minho lembut, Yuri menggeleng.

“Aku ingin terbiasa tanpa kursi itu.”

Minho menurut.

“Kau ingin membawaku kemana?” tanya Yuri saat mobil Donghae sudah menghilang.

“Pantai belakang rumah sakit, kau mau?” Tentu saja Yuri langsung mengangguk, menyetujuinya. Dengan berjalan sambil bertumpu pada Minho, mereka akhirnya tiba di bibir pantai. Yuri begitu kagum dengan suasana pantai yang kini sudah ia lihat dari jarak dekat. Pantai dengan kenangan sedikit pahit bagi Yuri. Di tempat inilah, ia mengakhiri hubungannya dengan Kyuhyun yang mungkin sebenarnya sudah berakhir sebelum Yuri sadar.

“Minho, bisakah kau melepaskan peganganmu padaku?” tanya Yuri. Minho menggeleng.

“Kita tidak sedang berada di ruang terapi. Aku tidak ingin kau jatuh di sini.”

“Tapi, aku ingin menunjukan padamu bahwa aku sudah bisa berdiri dan melangkah sendiri.” kata Yuri dengan yakin.

Minho akhirnya mengalah, “baiklah aku akan melepasmu. Kau hanya perlu berdiri dan tidak usah memaksakan untuk melangkah. Jika kakimu tiba-tiba merasa ngilu, langsung bilang padaku.”

Mendengar ocehan Minho, membuat Yuri seketika tertawa. “Kenapa Dokter Choi sekarang secerewet ini sih?”

Minho memalingkan wajahnya, menyembunyikan rona merah di pipinya.

“Biar saja! Sekarang tunjukan padaku perkembangan terapimu bersama Dokter Song.”

Dengan perlahan, Minho mulai melepaskan Yuri. Kaki Yuri terlihat sedikit bergetar, namun karena sering menjalankan terapi, kaki itu mampu berpijak tanpa penyanggah. Dengan penuh keyakinan, Yuri melangkahkan kakinya pelan. Namun, baru beberapa langkah Yuri mulai meringis.

“Yuri, sudah ku bilang…”

“Minho jangan!” sergah Yuri saat Minho mendekat padanya. Minho berhenti dan membiarkan Yuri terus berusaha. Selangkah demi selangkah ia dapatkan dengan susah payah. Yuri terus melangkah seperti seorang balita yang baru saja belajar berjalan. Hati Minho bergetar melihat perjuangan Yuri. Tepat di langkah kelima, kaki Yuri merasakan ngilu yang luar biasa dan tidak bisa menahan badan Yuri. Ia seketika terduduk begitu saja di atas pasir pantai. Minho yang panik segera mendekati Yuri.

“HAHA! Lihatlah, Minho! Aku sudah bisa melangkah tanpa bantuan, bukan?” tawa Yuri, membuat Minho memasang wajah kesalnya.

“Yuri kau mengangetkanku!”

“Maaf!” kata Yuri masih dengan tawanya. Minho akhirnya ikut tertawa bersama Yuri. Mendengar suara riak air pantai yang menghantam bebatuan, membuat Yuri langsung memandang ke arah pantai. Ia terdiam sejenak, larut dalam pemikirannya.

“Aku penasaran apa yang sedang dilakukan oleh Sooyoung…..” desah Yuri dengan raut wajah khawatir, tak lama ia menatap Minho yang juga sedang menatapnya. Minho tersenyum.

“Ia pasti sedang makan.” kekeh Minho. Di sambut oleh anggukan setuju oleh Yuri. Minho menarik tubuh Yuri agar bersandar padanya, Yuri tersentak heran. Namun, tak lama Yuri menyandarkan kepalanya di pundak Minho. Nyaman… itulah yang dirasakan oleh Yuri.

“Minho?” panggilnya, tanpa mengubah posisi mereka yang duduk bersandar sambil memandang pantai.

“Iya?” jawab Minho lembut.

“Apa yang kau ucapkan di pantai saat dua bulan lalu itu masih berlaku?”

“Tentang aku yang mencintaimu?”

“Hm..”

“Tentu saja… Jika tidak, mana mungkin aku bersamamu sekarang. Tapi, rasanya aku masih belum berhasil membuatmu mencintaiku.”

“Tidak juga. Kau sudah berhasil Minho. Saat ini, aku merasa nyaman berada di dekatmu.” ucap Yuri seraya mengangkat kepalanya dari pundak Minho. Minho berbalik, menatap Yuri.

“Benarkah?”

Yuri mengangguk. “Mungkin ini terlalu cepat, tapi aku ingin melangkah maju, Minho. Bersamamu.”

Mendengar ucapan manis Yuri, membuat Minho terbuai. Ia segera merogoh saku jasnya dan menunjukan sesuatu pada Yuri.

“Bagaimana kalau langkah selanjutnya dengan memakai ini?”

Yuri diam, memandang gelang perak yang di tunjukan oleh Minho.

“Baik, aku mau.”

“Apa kau yakin?”

“Jika kau berikan padaku, maka aku tidak mungkin menolaknya. Aku tidak ingin menolak pemberian darimu.”  Minho melebarkan matanya mendengar jawaban Yuri, tapi tak lama ia tersenyum lebar. Yuri mengangkat tangan kanannya dan saat itu juga Minho melingkarkan gelang itu di pergelangan tangan Yuri. “Indahnya.” kagum Yuri.

“Akhirnya dia bersama dengan pemiliknya setelah lebih delapan tahun tersimpan di dalam sakuku.” kekeh Minho.

“Maaf sudah membuatmu berpisah lama denganku.” oceh Yuri kepada gelang itu. Membuat Minho gemas. “Oh ya, Minho. Apa aku boleh meminta sesuatu padamu?”

“Apa itu?”

“Aku tau sekarang kau akan sibuk sebagai penerus perusahaan keluargamu, tapi apa kau masih bisa melatihku untuk bisa berjalan dengan normal kembali?”

“Tentu saja! Kau ini bicara apa sih? Biarpun aku sibuk, aku tetaplah seorang Dokter dan kau adalah pasienku!” seru Minho. Yuri terlihat senang sekali dengan jawaban Minho. “Baiklah, sekarang ayo kita pergi.”

“Pergi? Kemana?” heran Yuri menatap Minho yang sudah berdiri lebih dulu sembari membersihkan pasir-pasir yang menempel di pakaiannya.

“Hei, Nona Kwon… Apa kau tidak lihat betapa banyaknya pasir yang menempel di pakaianmu?”

Yuri memperhatikan pakaiannya dan kemudian ia kembali memandang Minho. Ia tersenyum kepada Pria itu. “Kau benar, ayo pulang.” kata Yuri yang menyambut tangan Minho yang terulur padanya.

*

*

Beberapa tahun berlalu.

Blam!

Minho turun dari mobil dan menutup pintunya dengan sedikit keras, setelah menguncinya ia segera berlari terburu-buru mendekati seorang Wanita yang sedang duduk santai, bersandar pada sebuah kursi taman. Semilir angin meniup rambut panjangnya, sesekali terlihat ia membenarkan rambutnya. Minho berhenti tepat di belakang Wanita itu yang sepertinya sibuk dengan pemikirannya sendiri. Merasa Wanitanya masih larut dalam pikirannya, Minho memutuskan untuk langsung duduk di sebelah Wanita itu.

“Sungguh seperti nostalgia, ya?”

Wanita itu seketika merasa terkejut dan berbalik, menatap Minho. “Kau mengangetkanku, Sayang.” ujarnya.

“Maaf.” kata Minho singkat, masih terlihat rona kelelahan dari Minho karena ia cukup buru-buru kemari sehabis menghadiri rapat di kantor. Wanita itu segera mengambil sapu tangan dari dalam tasnya dan mengelap keringat di kening Minho dengan penuh kasih sayang.

“Kau habis olahraga?” kekeh Wanita itu yang di sambut bibir manyun Minho.

“Sayang, bukankah kau bilang akan menungguku di café? Tapi, kenapa tiba-tiba kau berada di sini dan tidak meneleponku?”

“Aku meneleponmu, Sayang tapi tidak aktif.”

Minho semakin memanyunkan bibirnya, “tapi ponselku mati, Sayang. Untung saja aku membawa charger dan sempat mengisi daya sebentar di café untuk sekedar meneleponmu.”

Wanita itu terkekeh dan akhirnya ia mengelus lembut pipi Minho.

“Maafkan aku, Sayang.  Pembahasan dengan penerbit selesai lebih cepat dari perkiraanku. Awalnya aku ingin menunggumu di café, tapi rasanya aku bosan dan memilih untuk menunggumu di sini.” jelasnya, Minho menoleh sebentar ke arah café tempatnya janjian bersama Wanita ini.

“Jarak dari café ke taman ini cukup jauh, apa kakimu tidak merasa ngilu?” tanyanya.

“Rasanya terapi yang di berikan Dokter Choi padaku begitu ampuh sehingga aku sudah bisa berjalan sampai di sini sendiri. Yaaa…. Walaupun tidak untuk jarak yang jauh.”

Minho seketika langsung mengacak gemas rambut hitam milik Wanita di hadapannya ini.

“Choi Yuri! Anda benar-benar menggemaskan.”

Yuri menatap Minho dengan sedikit kesal. “Ya, Sayang! Hentikan!” sungut Yuri sembari merapikan kembali rambutnya.

Minho terkekeh dan membantu Yuri merapikan kembali rambutnya, tak lama Minho menyentuh perut Yuri. “Bagaimana kabar anak Ayah hari ini?”

“Aku sangat baik Ayah! Bagaimana dengan Ayah? Apa rapatnya berjalan lancar?” sahut Yuri dengan menirukan suara anak kecil, membuat Minho semakin menatapnya gemas seraya mencubit kedua pipi chubby milik Yuri.

“Tentu saja rapatku juga lancar. Ah iya, Sayang. Bagaimana hasil diskusi naskahnya?”

Seketika ekspresi Yuri berubah. Ia menatap sebuah amplop cokelat dengan ukuran besar yang sedari tadi berada di atas pangkuannya.

“Sayang, apa ada masalah?”

Yuri menggeleng, namun masih dengan ekspresi khawatirnya.

“Say…”

“Di terima!” ucap Yuri, berbisik tanpa nada.

“Apa yang kau katakan?”

Yuri memandang Minho dan langsung tertawa kecil sembari menutup mulutnya dengan tangannya sendiri.

“Naskahku di terima, Sayang. Dan akan terbit bulan depan!”

“Benarkah?” tanya Minho, meyakinkan.

Yuri mengangguk senang.

“Ah, kau memang hebat! Kau benar-benar membuatku khawatir tadi!” seru Minho yang nampak kagum, namun juga ia sedikit kesal karena Yuri mengerjainya tadi.  Yuri memandang itu dengan tertawa geli.

“Bolehkah aku membacanya?” tanya Minho yang langsung di setujui oleh Yuri. Ia segera menyerahkan amplop berisi naskahnya kepada Minho, namun saat Minho ingin mengambilnya, Yuri segera menarik amplop itu lagi. Membuat Minho menatapnya heran.

“Berjanjilah untuk tidak menertawakan isinya.”

Minho langsung mengangkat jari kelingkingnya ke arah Yuri. “Aku janji!”

Yuri akhirnya melingkarkan jari kelingkingnya juga, tanda ia menerima janji Minho. Minho menerima amplop berisi berkas cerita Yuri dan membukanya. Yuri memilih untuk memandang ke depan sembari kembali menyandarkan tubuhnya di kursi. Ia menikmati angin musim semi, sedangkan Minho terlihat mulai fokus membaca baris demi baris kata yang di ketik oleh Yuri.

Tertawa, ingin menangis dan sedikit kesal di rasakan oleh Minho saat membaca. Cerita yang di tulis Yuri menggunakan sudut pandang seorang gadis pemalu bernama Blackpearl yang memiliki dua orang sahabat bernama si Tukang Makan dan Rusa. Hari demi hari mereka lalui, mengejar mimpi dan cita-cita bersama. Sampai akhirnya lingkaran pertemanan mereka bertambah dengan hadirnya dua sahabat si Tukang Makan yang lain bernama Idiot Gamer dan si Kodok. Minho akhirnya sampai pada baris cerita dimana Blackpearl mulai menjalin hubungan dengan Idiot Gamer.

Minho mengulum senyumnya, ia segera mengalihkan pandangannya dari kertas ke arah Yuri yang rupanya masih asyik memandang taman, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Minho membiarkan Yuri, ia kemudian melanjutkan kegiatannya membaca cerita Yuri. Semua perjalanan persahabatan mereka tertulis rapi sesuai ingatan Yuri akan kenangan-kenangan yang ia miliki. Sampai akhirnya, Minho menjadi serius saat membaca baris kata yang menuliskan kecelakaan Yuri. Sudah hampir satu jam Minho membaca cerita itu, tanpa di ganggu oleh siapapun. Tibalah Minho pada akhir cerita. Dia tertegun membaca paragraf akhir coretan Yuri tersebut.

Di hari itu… Aku membiarkan Pangeranku pergi bersama sahabatku. Aku mencoba meyakinkan dirinya bahwa dia bukanlah Pangeran yang kutemui sebelum kecelakaan naas itu menimpaku, ya… sebuah kejadian yang membuatku tertidur panjang. Pangeran yang mencintaiku dengan tulus hanya hidup beberapa tahun yang lalu. Aku masih mencintainya di saat ia memutuskan untuk pergi. Aku sampai tidak yakin jika aku bisa menghadapi ini, tapi ternyata aku memiliki seorang Ksatria yang rupanya selalu menjagaku tanpa aku sadari. Ksatria yang selalu setia memperhatikanku dalam diamnya.

Di saat aku kehilangan Pangeranku, dia dengan sigap menjadi sandaranku dan mengatakan cintanya padaku. Sekarang, dialah tujuan hidupku yang tertinggal dari semuanya. Aku bahagia bersamanya, my Eternity Wish, Tuan Kodok yang selalu merawatku dan juga seorang malaikat kecil yang sedang tumbuh di dalam diriku. Mama yang selalu menyayangiku dan sahabatku Rusa yang setia di sampingku. Tidak lupa, si Tukang makan yang rela membuang impiannya demi aku, maaf… Idiot Gamer…. Si Ikan yang setia menemani Rusa untuk menjagaku. Aku harap kalian selalu bahagia sepertiku. Aku mohon… Tetaplah bersamaku….

Minho tersenyum haru seraya menghapus bulir Kristal yang menumpuk di pelupuk matanya. Sudah lama rasanya ia tidak pernah menangis. Terakhir kali ia menangis, saat ia menyaksikan Yuri koma beberapa tahun lalu. Minho merapikan kembali kertas-kertas itu dan memasukannya ke dalam amplop. Saat ia melirik Yuri, ia begitu terkejut saat Yuri sudah menatapnya dengan senyum khas milik Yuri.

“Ceritanya jelek, ya?”

Minho segera menggeleng dan meraih tubuh Yuri untuk di peluknya.

“Kau sengaja memelukku agar aku tidak melihatmu menangis, kan?”

“Ssttt…. Aku malu pada malaikat kecil kita. Aku tidak tahu kenapa aku mengeluarkan airmata sebanyak ini. Hehe…” kekeh Minho, masih dalam posisi memeluk Yuri.  Yuri melepaskan diri dari Minho dan ia segera memegang kedua pipi Minho.

“Kau tidak perlu menahan apapun lagi di depanku. Hei… Choi Minho, si Kodok yang aku sayangi. Menangislah jika kau ingin menangis, kau pernah bilang seperti itu kepadaku, kan?”

“Tapi, aku ksatria bagimu, mana mungkin aku menangis!” sungut Minho yang rupanya masih mencoba menghapus air mata yang terus keluar. Padahal ia sudah menahannya sekuat tenaga.

“Ksatriaku juga seorang manusia. Sayang… Kau sudah berjuang beberapa tahun untuk menjadi sandaran bagiku, Sooyoung dan Kyuhyun. Bahkan, mungkin untuk Mama dan Yoona. Sampai kau sendiri lupa, bahwa kau juga butuh sandaran dan menangis.” Yuri meraih tangan Minho dan menggenggamnya kuat. “Sekarang aku tidak ingin kau menahan apapun  padaku, aku mohon jika kau ingin menangis, menangislah bersamaku.” lanjut Yuri.

Minho akhirnya mengangguk dan segera memeluk Yuri, erat.

“Aku mencintaimu, Choi Yuri. Kau adalah Wanita terkuat yang pernah aku temui. Cintaku benar-benar tidak salah.” ucapnya dengan bergetar, biar saja kali ini ia menjadi cengeng, pikir Minho. Yuri menyadari Minho sedang menangis, segera mengelus kepala Minho yang sedang memeluknya. Tak terasa dia juga ikut menangis.

“Aku juga mencintaimu, Choi Minho. Kau adalah Pria tersabar yang pernah aku jumpai. Terima kasih telah memilihku sebagai Wanita yang kau cintai.”

Minho melepas pelukannya dari Yuri dan ia tersenyum memandang wajah teduh Yuri. Dengan lembut Minho menghapus air mata Yuri dengan ibu jarinya. Yuri pun melakukan hal yang sama.

“Aku sangat bahagia bisa menjadi tujuan hidupmu, Yuri. Dan tentu saja, kau adalah tujuan hidupku sejak kita berada di SMA. Kau dan calon anak kita… Aku sangat mencintai kalian.” ucap Minho manis, seraya mengelus perut Yuri yang masih terlihat rata. Yuri menatap hal itu dengan penuh haru. Tak lama, Minho menatap Yuri dan segera mendekatkan wajahnya pada Yuri. Dengan lembut, Minho mengecup bibir Yuri. Hanya sebentar. Senyum Yuri terlengkung manis saat Minho melepaskan kecupannya.

“Ya! Kalian sadarlah ini di tempat umum.” sinis Seseorang secara tiba-tiba. Minho dan Yuri seketika menoleh dan mendapati Donghae sudah menatap ke arah mereka dengan wajah datarnya.

“H-Hyung?! Bagaimana kau bisa ada di sini?” ketus Minho.

“Karena dia mengantarku untuk bertemu Yuri. Kita sudah membuat janji, kan Yuri?” sahut Yoona yang rupanya sudah duduk di sebelah Yuri. Yuri mengangguk cepat.

“Kalian? Jadi sejak kapan kalian ada di sini?” tanya Minho.

“Kira-kira kami sampai sejak 1 jam yang lalu hanya saja Istriku tidak ingin menganggu kalian, kemudian kami melihat adegan tidak senonoh di tempat umum.”

Minho seketika memandang Yuri dengan wajah merah, sedangkan Yuri hanya bisa tertawa kaku.

“Sudahlah Kodok, kami tahu kalau kau memang mesum.”

“Ya! Hyung! Apa yang kau katakan?! Dasar Ikan!” umpat Minho yang langsung berdiri menghadap Donghae.

“Tentu saja kau dapat mendengar apa yang ku katakan tadi,  kau belum tuli kan?” balas Donghae tak kalah sinisnya.

Yoona dan Yuri hanya saling bertatapan lalu mereka menggeleng menahan tawa.

“Abaikan mereka, Yuri. Bukankah kita sudah biasa melihatnya? Aku hanya takut calon anak kita terkejut melihat kelakuan Ayahnya.” ucap Yoona sembari mengelus pelan perutnya yang sudah sangat besar.

“Kau benar, Yoona. Wah… Umurnya sudah Sembilan bulan, bukan? Sebentar lagi kau akan menjadi seorang Mama!” kata Yuri dengan memasang ekspresi sumringah menatap perut Yoona.

“Dan enam bulan selanjutnya kau akan menyusulku.”

“Kau benar, Yoona.” kekeh Yuri sembari mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Yoona melirik amplop cokelat yang ada di sebelah Yuri.

“Itu naskah ceritamu?”

Yuri ikut memandang arah yang sedang di lihat oleh Yoona. Lalu ia mengangguk.

“Kau mau baca?” tanya Yuri, yang langsung di sambut anggukan oleh Yoona. Akhirnya Yuri memberikan amplop itu pada Yoona dan ia dengan setia menemani Yoona membaca ceritanya, sedangkan Minho dan Donghae berdiri di bawah pohon sambil melempar candaan aneh mereka satu sama lain.

                        Sooyoung? Kyuhyun? Andai kalian hadir di tengah-tengah kami saat ini, mungkin akan lebih menyenangkan. Kalian dimana? Aku, Yuri, Yoona dan Donghae sangat merindukan kalian. Walau bagaimana pun kita sahabat, kan? Kalian lihat, Yuri sudah sembuh dan  kami sudah menikah setahun yang lalu. Yuri saat ini sudah mengandung anakku dan sebentar lagi Yoona akan melahirkan bayi kecil keponakan kalian. Suatu hari, kalian harus menemui kami. Terlebih kau, Sooyoung… Kau harus melihat anakku dan Yuri! batin Minho sambil terus memperhatikan ekspresi Yuri yang sedang asyik menenangkan Yoona yang sesekali menyapu air matanya membaca cerita Yuri. Di pergelangan tangan Yuri dapat Minho lihat, sebuah gelang yang dulu selalu di pegang olehnya kini sudah melingkar manis di pergelangan tangan yang menjadi tujuannya sejak awal.

*

*

Sooyoung melamun, menatap gedung-gedung tinggi melalui jendela apartemennya. Rambutnya yang dulu panjang, kini ia potong pendek, membuatnya terlihat lebih segar. Angin sejuk menerpa wajahnya, membuat Sooyoung semakin terlena dengan lamunannya. Tak lama, senyum bahagia terukir di sudut bibirnya.

“Yuri… Aku sudah membaca bukumu yang terbit bulan lalu. Beruntung, aku masih bisa mendapatkannya di sini. Tanpa kau tahu, aku selalu memperhatikan keadaan kalian melalui media sosial.”

Sooyoung membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan akibat tertiup angin.

“Maaf, karena belum berani menemui kalian. Bahkan, memberi kabar pun aku masih tidak berani, Yuri. Tapi, asal kau tahu. Aku, Soohyun dan Kyuhyun sudah hidup bahagia seperti harapanmu dan Minho. Aku yakin di sana kau juga bahagia, karena Minho adalah lelaki baik. Dan Yoona, aku yakin kau juga pasti bahagia. Aku sangat merindukan kalian. Sahabat-sahabat terbaikku.”

Sooyoung segera menutup jendela dan ia berbalik. Ia melirik sebuah buku berjudul Mu Eternity Wish yang ia pajang rapi di dekat bingkai foto pernikahannya juga foto-foto kenangannya bersama Yuri, Yoona dan Minho. Mata Sooyoung mulai berkaca-kaca. Sooyoung terlonjat kaget saat sesuatu menarik ujung bajunya.

“Mommy lihatlah! Soohyun sudah mewarnai semua gambarnya!” seru seorang perempuan kecil di belakang Sooyoung. Sooyoung segera merendahkan dirinya, menyamai tinggi perempuan kecil itu.

“Mana? Coba Mommy lihat?”

Perempuan kecil itu segera menyerahkan gambar yang baru ia warnai kepada Sooyoung.

“Wah! Benar. Soohyun Mommy memang hebat!” ucap Sooyoung seraya mengelus kepala Soohyun dengan penuh kasih sayang. “Nanati kita kasih lihat Daddy ya, Sayang.”

Soohyun yang sudah berusia 4 tahun segera mengangguk patuh.

“Daddy pulang….”  Suara bass seorang Pria terdengar lembut bersamaan dengan suara pintu yang terbuka.

“Nah, itu Daddy sudah pulang. Ayo kita sambut!” ajak Sooyoung. Soohyun kembali mengangguk dan segera berlari kecil menuju pintu depan. Sooyoung berdiri dan hendak mengikuti langkah Soohyun, namun ia berhenti sejenak dan melirik ke arah bingkai fotonya bersama Yuri, Kyuhyun, Yoona dan Minho berada.

Seperti yang kau harapkan, Yuri. Aku bahagia sekarang. Bahagia yang benar-benar tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Seperti dirimu, Yoona dan Minho. Aku juga memiliki tujuan hidupku. Kyuhyun dan Soohyun… Mereka adalah Eternity Wishku. Tentu saja! Suatu hari nanti, aku akan menemuimu. Terima kasih dan maaf. Aku sangat merindukan kalian…

 

*** END ***

Cmiww~ Gajenya ya? >.< Haha.. Mian.

Akhirnya selesai juga Eternity Wish. 🙂

Biar pun ini terlihat gaje nan biasa, aku tetap minta RCL ya 😀 makasih loh yang udah dari awal sampe sekarang selalu ninggaln jejak. Aku suka! Aku suka! *alamei-mei. 😀

Sampai ketemu lagi di FF selanjutnya, oh ya aku mau sedikit curcol, boleh ya?

 Our Future part 4 sebenarnya udah sempat aku ketik banyak tapi datanya ilang pas laptop rusak kemarin, jadinya mood aku untuk lanjutinnya juga di permainkan. Maaf ya buat yg masih nunggu. :’)

 sekian.. Terimakasih banyak #bow.. 😀

@yuuripico26

Ditandai:, , , , ,

93 komentar di “Eternity Wish (PART V B – END)

  1. shania salsabillah April 3, 2014 pukul 10:32 am Reply

    Tengok kanan kiri?ak komen ke berapa ya eon??gpp ya ga first juga:D eonni aku makin jatuh cinta(?) ff nya bener bener bener bener daebakkkkkkkkkkkk dari part 1 udh keren banget karya eonni nah ga usah ditanya bagus atau ga jawaba nya pasti bagusss!!
    Yeeee hidup bahagiaaa minyul bersatu 🙂 ein ga tau mau ngomong apa lagi soalnya ini ff bagus bangett!! 😉 terus berkarya eon!!eonni author dengan karya palingg keren 🙂 fighting eon!berkarya teruss 🙂

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 4:48 am Reply

      cieee yg komen pertama… 😛
      wahh saeng.. jinjja? jadi malu.. hehe… >.<
      terimakasih banyak ya Saeng 😉

  2. Anisa Sinta Keisha April 3, 2014 pukul 10:56 am Reply

    huaaaaaaaaaaa eonni. Daebak sangatt dah! Mengharu biru :’) .Pokonya ini keren pake banget eon. MinYul akhirnya bersatu yeaayy!!!

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 4:48 am Reply

      huaaa… terimakasih banyak Anisa >.<

  3. Ifa April 3, 2014 pukul 11:05 am Reply

    Aaaaah bagusss bangeeet eon :’)
    terharuuuuu,, dan yg paling penting happy ending :’D

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 4:55 am Reply

      hehe … terimakasih banyak Ifa 😀

  4. MY1259 April 3, 2014 pukul 11:15 am Reply

    Eonni bikin sequelnya dong. Tapi sequelnya pengen difokusin ke kehidupan minyul aja ._.v
    aku suka banget sama jalan cerita ff ini.
    Well aku tunggu our future part 4 nya ya ^^

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 4:56 am Reply

      sequel ya.. um… belum kepikiran saeng, mian :’)
      syukurlah kalau suka.. wah, OF kayanya msh belum jelas saeng, huhu u,u

  5. devyspt April 3, 2014 pukul 11:56 am Reply

    MINYUL >< akkkkk daebak picoooo tsahh ahahaha dr.choi ohokk

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 4:57 am Reply

      haha.. Dr. Choi.. entar Devy kerja bareng Dr. Choi aja ya kalau udah lulus XD makasih ya.. 😀

  6. tarhy94 April 3, 2014 pukul 12:01 pm Reply

    Bolehh Nagisss???
    Bolehh yahhh…:-( 😥 HiksHikshiksss…aigoooo……Airr mtaa gua knpa nihh.gk mau brhentii kyak nnton Film aj loh.lebay deh.#TolongAqUnnie:-(
    Daeeebakkk…gk tau mau blank ap:-(
    Aigoo…Mlihat crita Yuleon Gua yg d critkan untk Kyuppa ttg Bake aq nangis.dgar crita minho ttg 8 thun yg llu yg mncintai Yuleon gua nagis.bkan krna sdih.tpi krna gua bdoh mngira Minong mncintai Soounnie pdhal dy mncintai Yuleon scrakan Minong mlik yuleon:-(#DaebakLohPico
    akhirnya BlackPearl,Kodok,deer,Ikan,crazygamers n shikshin hdup bhagia.wlau gua msih gk rela SooKyu bhagia#MasihSinisGuaMaMreka:-(

    baiklahh….gua rsa gua hruss crii tissu dlu unnie..n Trimkasih tlah mmbuat ff minyul trbaik in.critnya 100% Daebakk.
    Pico Lohh The best^_^
    gua Fans Lohh brooww..
    kekeke Ok Bye 😛
    #Maaf klo koment gua ad typo .:-P

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:04 am Reply

      wahh tarhy.. uljima.. *tepok2punggungnya.
      iya yg tentang bake emang rada mirip ama kisah Yulnie ya :’)
      hehe… jangan sedih, minong emang sengaja buat nutupin perasaannya.
      waduh kaya SooKyu jangan sinis ke mereka xixi~ :p

      ini nih aku bagiin tissue, 😀
      cieeeee aku dpet fans *tebarbunga.. haha
      terimakasih banyak ya tarhy… ga da typo deh kayanya, amann 😛

  7. Disha Yurisistable April 3, 2014 pukul 12:06 pm Reply

    Huwaaaa… Entah kenapa dipart ini part yang paling greget :3. Sumpah susah mau bilang apa. Antara senang, sedih, terharu, kesal DLL
    Pokoknya 1 deh buat ff ini yaitu DAEBAAAKKK..!! Aku tunggu ya eon, ff yang lainnya :’)
    FIGHTING :*

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:06 am Reply

      huaa Disha… >.<
      wahhh.. terimakasih banyak Disha… XD di tunggu ya ff yg lain hehe… :*

  8. Kwon Blackpearl Yuri April 3, 2014 pukul 12:08 pm Reply

    Horrey minyul bersatu \(^-^)/
    Keren thor suka banget sm ff ini dan weird wedding
    Di ff selanjutnya buat karakter minyul kayak di weird wedding dong

    Sukses trus buat authornya ne 🙂 cayyo!!

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:07 am Reply

      Hurrayyy!! ‘,’)/
      hehe ia kalau ada ide lagi aku buat ya.. 🙂
      terimakasih banyakkk~ 😀

  9. Devy Nur Isnainy April 3, 2014 pukul 12:45 pm Reply

    Huaaaa so sweet
    Minyul akhirny bersatu dan bhagia .. 🙂 😀

  10. kimikakyuri April 3, 2014 pukul 1:43 pm Reply

    Akhh akhirnya ..

    Karna gk mau terluka lagi pas bagian sookyu aku gk baca hheeheh .. Tapi ada yang ke baca waktu kyu bilang aku mencintainya(sooyoung) ..

    Endingnya baca sampai minyul and yoonhae ,, pas mau di lanjut ada nama sooyoung jadi langsung ke kolom comment ,, hehe gk di baca yg paling akhirya .. 🙂 🙂

    Love minyul ..

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:09 am Reply

      wew.. kenapa atuh di lewatin? hehe 😀 padahal lebih afdol kalau di baca smua hehe 😀

  11. qintazshk April 3, 2014 pukul 2:17 pm Reply

    wuaaah, kok udahan sih unn??
    sequelnya ditunggu ^^

    iya nih, masih penasaran sama our future >.<

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:10 am Reply

      iya udahan ni… ceritanya emang smpe situ.. untuk sequel msh belum kepikiran saeng. :’)
      iyaaa >.< Our Future msh galau :')

  12. Kim ji hyun April 3, 2014 pukul 2:20 pm Reply

    Huuaaaaa….makin terharu aja…aku baca ini sampe 1 jam loh..hehehe soalnya sambil nangis bacanya huhuhu mengharukan pokoknya….
    tp ini btuh sequel eonni…bikin sequelnya ne eonni..hehehee
    daebaaakk pokoknya ff ini….

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:10 am Reply

      kirain karena kepanjangan huhu u,u uljima.. hehe
      mian… tapi sequelnya belum kepikiran.. XD makasih banyak ya saeng 😀

  13. Tetta Andira April 3, 2014 pukul 2:30 pm Reply

    Ommonaa !! Pico-yaa ,, ini serius THE END ?
    wahh~ gak kerasa baca’x . Tau” udh the end ajah xD
    Alur crta kmu yg ini beneran ky’ prjlnn ninja hattori . Mendaki gunung , lewati lembah /apaanini?!/abaikan/ pkok’x inti’x eonnie suka . Biarpun sedih’x bnyk , bt ending’x happily ever after ❤
    MinYul , KyuYoung , & YoonHae akhir'x berakhir manis .
    Paling suka deh adegan MinYul dsni . Smw tnpa trkecuali 🙂
    Wahh~ ditunggu project slanjut'x yaa ..
    Sllu smangat~ & makin bersinar dgn krya"mu ..

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:12 am Reply

      iya eonnie, seriusannn >.<
      sungai mengalir indah ke samudera, bersama teman bertualang *malah lanjutin XD
      hehe ia eonnie, wajib mah Happy end.. kalau ga….. T.T
      hehe siap eonnie!
      terimakasih banyakkkk ❤

  14. Nopita Sari April 3, 2014 pukul 3:04 pm Reply

    huaaaa :’) mengharukan sekali eon daebak dabak daebak (y) wow MinYul bersatu yeea. dan semua happy end. 😀
    pico eoni emang paling bisa membuat pembaca senang. 😀

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:13 am Reply

      hehe… terimakasih banyak saeng 😉

  15. nabila tauhida April 3, 2014 pukul 3:48 pm Reply

    uwaaa, plg gak nyangka sma MinYul
    ditunggu ff lainnya

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:13 am Reply

      hehe.. MinYul gituu.. 😀
      di tunggu yaa 😀

  16. kwon heirin April 3, 2014 pukul 3:57 pm Reply

    Sedih..
    Kayak drama
    gak ketara gitu kalo minho dri dlu suka sm yuri
    sempet kesel sm sooyoung, hehe.
    Lanjutin donk yg our future, semangat ne!

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:15 am Reply

      pinterr banget dia ya saeng.. hohoho…
      jangan kesel lg ma Soo, dia mah jga nyesek :’) hehe
      ia kalau bisa di lanjut, kalau skrg msh macet mikirnya saeng XD

  17. shin ayumi April 3, 2014 pukul 6:05 pm Reply

    saking lupa’a eon sm crta seblm’a smpe d baca dlu yg 4’a wkwkwkwk~~
    baruu deh nyambung crta’a..

    ya tuhaan ini crta sungguh rumiitt miit miit bingiits. #Alayydaheon
    dan pd akhir’a ini cerita happy ending.
    eon pikir yuri akn mati tp ternyata tdk hihihii 😀
    ehh eon mah ga dpt feel’a kyuyoung couple rasa’a g mana gtuhh wkwkwk~
    alaahh ngomong apa siihh XD
    udhh error nih bca ff smpe pagii…
    benerr” dehh ahahaa

    cpt bikin crta minyul” yg lain yahh..
    eon tunggu.. ^^

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:17 am Reply

      wkaka… mian mian lama eonnie :p
      hah? mati?? Andwaeee! *pelukyulnie.. >.<
      kenapa atuh sama Kyuyoung? :p
      wow sampe pagi.. daebak!
      hehe iyaa eon… makasih banyak eonnie 😉

  18. kwon yulsic yurisistable April 3, 2014 pukul 8:04 pm Reply

    Yey ahir yg sangat memuaskan
    keren bgd nie ff
    ending nya sesuai harapan daebak lah pokoknya apa lagi yuleonnya
    kwon yuri jjang

  19. Fatimatuz April 3, 2014 pukul 9:22 pm Reply

    Yeay~
    Happy Ending ^o^
    Kak Picoo, part ini bikin nguras air mata, apalagi pas bagian KyuRi atau KyuYoung, tangisanku malah semakin menjadi, hahahaa :’D
    Endingnya diluar dugaan, tebakanku ternyata salah semua 😀
    Alhamdulillah, MinYul bersatu, KyuYoung kembali bersatu, dan YoonHae selalu bersatu 🙂
    Dan yang paling mengejutkan adalah bersatunya MinYul, bener unn aku gk nyangka MinYul akan bersama, dipart sebelumnya kan gak ada MinYul Moment, tapi waktu Ending mengejutkan banget ^,^
    Tapi, dengan begitu semuanya menjadi akhir bahagia dan memiliki pasangan masing-masing 😉
    Authornya memang daebak bisa bikin cerita se-Keren ini, fanfic ini memiliki banyak makna unn, dari sini aku bisa sadar, aaa~ :’)
    Pokoknya fanficnya keren, setiap part yang aku baca selalu bikin nangis, dan part yang terakhir ini adalah part yang paling nyesek :’D
    Fanfic yang paling Daebak yang pernah aku baca (y)
    I Very Very Like Your Fanfiction, Nice Fanfiction (y)
    Terus semangat yaa Kak Picoo, kutunggu karya selanjutnya 😉
    DAEBAK (y)

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:21 am Reply

      hehe uljima saengie *peluk..
      wahhh ko salah? kalah sama Donghae-oppa ni :p

      iyaa, soalnya Minho sih, sukanya nutup2in perasaannya sndiri :’)
      hehe.. wahh eon jadi terharu saeng T.T terimakasih ya :’)

      pasti saeng.. kamu juga ya, selalu semangat. eon jga nunggu karya2 kamu. 😀

  20. Lady Lee April 4, 2014 pukul 12:33 am Reply

    Jjang nice ending, minyul-yoonhae-kyuyoung
    akhirnya minho dpetin takdirnya, special part : Di hari itu, aku membiarkan pangeranku pergi bersama sahabatku. Aku yakin, dia bukankah pangeranku yang ku temui sebelum aku mengalami tidur panjangku lagi. Pangeran yang mencintaiku, hanya hidup beberapa tahun yang lalu. Aku memang masih mencintainya kala itu, tapi ternyata aku memiliki seorang ksatria yang rupanya selalu menjagaku tanpa aku sadari. Ksatria itu selalu setia memperhatikanku dalam diamnya. Ksatria yang akhirnya berani mengatakan cintanya padaku di saat aku kehilangan pangeranku. Sekarang, dialah tujuan hidupku yang tertinggal dari semuanya. Aku bahagia bersamanya. My eternity wish, Dr. Kodok

    =unni sequel ^^,
    our future dilanjut lah un, ❤

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:23 am Reply

      iya.. akhirnya semua bahagia.. >.<
      hehe minong jd ksatrianya Yuri XD

      waduh sequelnya? bingung. hehe blum kepikiran T.T mian.
      ia di lanjut, tapi ga dlem waktu dkat :') hehe

      • Lady Lee April 4, 2014 pukul 7:27 am

        ah, secepatnya ya unni ,,,
        penasaran ma klnjtan crita our future

      • yuuripico26 April 10, 2014 pukul 6:18 am

        hehe tunggu mood lanjutannya balik lg ya saeng *apaini hehe..

  21. Anisya safira April 4, 2014 pukul 4:20 am Reply

    Huaaa:’) pico eonie ceritanya daebbak pokonya keren deh,sampai nangis bacanya ditunggu cerita cerita minyul selanjutnya. (Y) 😀

    • yuuripico26 Juni 12, 2014 pukul 8:13 am Reply

      Hehe mkasih saeng. Di tunggu ya 😉

  22. MeMinyul April 4, 2014 pukul 4:54 am Reply

    Eonniiii…… (y)
    bingung mau komen apa.. yg jelas ak penggemar karyamu 😀
    Disini suka banget sm persahabatan mereka,,Minong-nya sih kurang cepet jd keduluan sm kyu 😦
    tp gpplah,, akhirnya MINYUL bersatu 😀

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:26 am Reply

      wahhh.. hehe asikkk! >.< makasih ya 😀
      ia minong kalah langkah ama Kyuppa. hehe..

  23. ninapinkyul91 April 4, 2014 pukul 4:55 am Reply

    Alhamdulillah akhirnya selesai juga..hehe

    yeay..happy ending..
    akhirnya minyul,yoonhae,kyuyoung bahagia semua..

    wahh yuri lagi hamil 3bulan ne??sama donk kaya aku..behehehe..

    • yuuripico26 April 4, 2014 pukul 5:28 am Reply

      iya eon, alhamdulillah 😀
      iyaaa.. mereka semua bahagia >.<

      cieee.. janjian hamilnya 3 bulan XD
      smoga calon aeginya selalu sehat ya eon 😀 Mirip Yulnie nanti hehe 😀

  24. Dian Ayu Anggraeni April 4, 2014 pukul 6:55 am Reply

    aigooo sweet bgt … tpi adegan minyulnya kurang aahhh … kiss nya dkit whahahahah … tpi ini keren crtanya bagus …. eonni sukaa ❤

    • yuuripico26 April 10, 2014 pukul 6:14 am Reply

      wkakaa kata MinYul kissue mereka jd trlalu di ekpos, mereka malu2 garong #eh haha.. Makasih banyak eonnie sayong :*

  25. nadiyavirgi April 4, 2014 pukul 7:14 am Reply

    Sejujurnya pico unnie, aku kurang srek ama kyuyoung 😀 soalnya Kyu pnya akuu wkwkwkwkw tapi ini kan just fanfic yagakyagakyagak? Yah udh end aja, tapi gapapa deh end nya juga happy ending!! Minho karakter nya disini agak bener yaa XD biasa nya kan mesun, agresif, dingin, blablabla wkwkwkw oh ternyata minho pura2 suka ke sooyoung dimasa lalu tapi fakta nya dia cinta ke yuri XD

    Complicated yak;p aku nangis pas baca bagian yuri yang cerita ke kyuhyun itu unn, yang dia bilang kalo pangeran yang mencintai dia hidup delapan tahun lalu 😦 teriak dlu boleh?
    KYAAAAAA KYAAAAAA minho si yuri udh main dihamilin ajaa wkwkwkwkwkw tapi udh nikah kan/? Bagus deh. Semoga nyata XD aminn. Sooyoonfany kan udh dating tuh tinggal Yuri doang yaaaaa

    • yuuripico26 April 10, 2014 pukul 6:17 am Reply

      nah ada lg ni yg ngaku yeojanya Kyuppa, jadi siapa sebenarnya yeoja aslinya kyuppa? tell me tell me tell me *nariWonderGirls. wkaka..
      wkaka Minong tobat dlu XD
      bukan pura2 suka Sooyoung, Minong memang sayang ke soo, tapi sebatas sahabat nah yg lain salah tanggep >.<

      boleh ko saeng… teriak aja *tutuptelinga…..
      wkaka udah nikah dong *kataMinho.
      Amin… Yuri entar confirm terakhiran aja .. hoho. makasih ya 😀

  26. yuri yoona April 5, 2014 pukul 7:58 am Reply

    Huaa… seruuu… ff ini beneran keren dari awal sampe akhir.
    Aku yang baca sampe berdebar debar…
    Minho di sini setia banget deh… bener bener ksatria.. hehehe..

    Ditunggu ff our futurenya ya eoon..
    Gak sabar dengan ff buatab eonni yang satu itu.. heheehe

    • yuuripico26 April 10, 2014 pukul 6:23 am Reply

      wahh makasih ya…
      hehe Minong ksatrianya Yuri XD

      Untuk OF sabar dlu ya…. hehe makasih banyak saeng 😀

  27. meirina April 5, 2014 pukul 1:34 pm Reply

    Yeyyyy.. Akhirnya MinYul bersatu…. Aaaa~ so sweetnya… Cerita sungguh daebakkk..

  28. li April 5, 2014 pukul 4:47 pm Reply

    Ga tahu mesti blg apa. aku yakin ni cerita sukses bwt para pembacanya nangis. huh pokoknya bnr2 TOP. moga2 setelah ini dapat ngasilkan karya yanyg lebih banyak & lebih menarik lagi.

    • yuuripico26 April 10, 2014 pukul 6:26 am Reply

      Amin…
      hehe doain ya 😀
      terimakasih banyak Li 🙂

  29. Ssi Ruroh April 6, 2014 pukul 5:12 am Reply

    hai aku readers baru. Ruroh imnida, line 97. Salam kenal.ff nya keren, suka banget. Serasa liat drama sampek ikut nangis 😥
    oh ya izin baca dari part 1 ya ? 🙂

    • yuuripico26 April 10, 2014 pukul 6:30 am Reply

      hai Ruroh, welcome ya 🙂
      wahhh cup cup *pukpuk.. hehe… silahkan silahkan.. ayo di baca dr awal biar afdol, hehe 😀

  30. MeMinyul April 6, 2014 pukul 7:43 am Reply

    entah ngilang kemana komenan aku -_-
    paling suka emang ff karya eonni,,, aigoo Minho daebakk banget,, 😀
    ditunggu ff lainnya eonni, terutama yg Our Future 🙂

    • yuuripico26 April 10, 2014 pukul 6:32 am Reply

      komenannya ilang? ko bisa ya? 😥
      wah makasih banyak saeng. hehe.. iya di tunggu ff eon yg lain ya, OF juga… di usahakan lanjut kok, insyaAllah 😀

  31. oeba yoonyul April 6, 2014 pukul 10:30 am Reply

    daebak! membuatku mengalirkan airmata ini dari chp.1

    • yuuripico26 April 10, 2014 pukul 6:34 am Reply

      hehe .. mianhae. :’)
      makasih banyak ya buat komen2nya 😀

  32. ashley_vahrio April 7, 2014 pukul 3:42 pm Reply

    Aaaaa banjir airmata:'(((( akhirnyaaa setetlah ssekian lama mampir kesini. Dipubblish juga ffnyaa. Suka bgt sam pershabatn yoonyul. Minhoo setia bgt sama yurii, dan akhirnya hpa py ending \(^o^)/ lanjutkan eonni untuk fmuuu. Our futurenya jja ditunggu loh eon. Hwaitin

    • yuuripico26 April 10, 2014 pukul 6:47 am Reply

      waduh banjir hehe..
      iya lanjutannya ini sangat2 lama ya munculnya :’) mian2.
      hehe persahabatan mereka kece, yoonyulsoo. hehe ia si Minong setia banget “.”)/
      hehe okay saeng. makasih ya >.<

  33. I am Yurisistable April 10, 2014 pukul 6:57 am Reply

    Thor, aq terharu bgt bacax. akhirx happy ending. owh, our future nya blum bs dlanjutin y??? padahal aq nungguin bgt lanjutanx. T_T

    • yuuripico26 April 29, 2014 pukul 7:17 am Reply

      hehe iya mesti Happy Ending :p
      belummm 😥 mianhae 😦

  34. Chyrhyn April 10, 2014 pukul 11:38 pm Reply

    Daebakkkk ceritanya thor….

    Bikin sequelnya thor, bwt soo-yoong-yul ngumpul breng lagi. ^^

    • yuuripico26 April 29, 2014 pukul 7:18 am Reply

      makasih ya :D… sequel? uhm.. belum kepikiran hehe mian.. :’)

  35. iantjahndhilem April 12, 2014 pukul 9:56 am Reply

    pico eon aku datang..kyyaa
    hwwa di part end ini sumpah aku gak bisa coment apa2..berasa nyata critanya..nangis juga aku bacanya hks hiks
    puas banget ama endingnya eon,pengorbanan min ke yul terbayar sudah huh lega..
    bahagia selamanya..minyul jjanggg
    rasanya aku pengen juga tuh baca buku yul my eternity wish akakakak#plakk
    buat pico eon di tunggu karya2 selanjutnya,semangatt
    keep writing eonn mumumu

    • yuuripico26 April 29, 2014 pukul 7:22 am Reply

      welcome Ian :p
      cup cup cup, jgn nangis… eon lg ga bwa permen 😥
      syukurlah kalau puas. 😀 haha eon juga mau baca bukunya Yul XD
      pasti! Semangat jga ya Ian… keep writing too mumumu :*

  36. Ariesta April 12, 2014 pukul 4:50 pm Reply

    Akhirnxa keluar jg yg ditunggu2 ehh malah end, ff nx daebak seru banget. Minyul bersatu jga, minho dh lama suka ma yuri, dan sooyoung akhirnya mendapatkan kebahagiaan nxa bersama kyu tkut pas bacanxa lw soo bakal menderita lagi. Bwt yoonhae Jjang!! Ditunggu ff lain nxa thor,,, fighting^

    • yuuripico26 April 29, 2014 pukul 7:23 am Reply

      hehe entar kalau kepanjangan bisa jd sinetron :p
      makasih yaaaa 😉

  37. EKHA_LEESUNHI April 16, 2014 pukul 5:13 pm Reply

    akakak adegan tambahannya kece akakaka tapi tetep aja kicunya kurang #kabur
    :v

    • yuuripico26 April 29, 2014 pukul 7:24 am Reply

      hahaha hanya bsa bilang “tobat nak” :p

  38. Mrslee040420 April 18, 2014 pukul 1:45 pm Reply

    Wahh :’) cerita ini berhasil buat aku netesin air mata .. Persahabatan itu bakal selamanya ada kl kita menjaganya dengan baik :’)
    Minyul forever 😂😂

    • yuuripico26 April 29, 2014 pukul 7:32 am Reply

      iya bener banget itu hehe.. 😀
      makasih yaaa 😀

  39. dwi nurlitasari April 28, 2014 pukul 12:11 am Reply

    wahh feel nya dapet banget eonnie
    bagus bagussssss (y)
    15jempol buat eonnie /? *jempol apaan aja ya? yaudah terserah*
    aku pengen jadi kek yuri eonnie /? *abaikan

    • yuuripico26 April 29, 2014 pukul 7:35 am Reply

      hhaha ayo cari jempol siapa2 aja tuh :p
      makasih ya saeng.. waduh… haha

  40. sella mvp shawol Mei 20, 2014 pukul 10:56 am Reply

    yeeeyyy.. akhirnya yuri sama minho.. tapi adegan minyul.a sedikit.. keren banget deh cerita.a.. mengharukan. di awal cerita.a bahagia. di perjalanan cerita sedih dan di akhir cerita akhir.a mereka semua bahagia dengan pasangan.a masing”… terharu banget baca.a… :’)

  41. Regita Mei 24, 2014 pukul 1:16 am Reply

    Eonnie …..
    Yg ini juga keren FFnya , berbakat banget , terharu juga , daebak !!

  42. sonia tjan Juni 24, 2014 pukul 10:44 am Reply

    thor,, aku baca langsung semaleman dr part 1-end karna menarik bgt ceritany.. bagus, ga mudah ditebak, sedihnya dapet bgt, bahagiany di akhir jg dapet bgt..
    ni ff minyul chapter yg paling bgs yg prnah kubaca.. jalan ceritany oke bgt.. oke punyalah thor!!
    dtunggu ff chapter minyul nya yg lbh oke ya thor.. hehehehe

  43. rizkia tifanny Juli 2, 2014 pukul 2:04 pm Reply

    Cieeee happy ending nih wkwkwkwk 😁

  44. nulnul29 Juli 6, 2014 pukul 12:45 pm Reply

    Aku lgsg baca endingnya ga papa yaaa., di sini kayaknya udh mewakili seluruh cerita, buktinya aku udh bisa tau asal mula hubungan mereka, pico memang daebak lahh kl buat cerita, lope lope lope lope lope lope

  45. Anisya Kurnia Azhari Kotta Januari 25, 2015 pukul 7:17 am Reply

    awal” partnya agak sedih bacanya, ga tega lihat yul kayak gitu, tp endingnya kerren bgt eonni

  46. nayzie Mei 16, 2016 pukul 5:11 pm Reply

    Huwaaaaaaa akhirnya happy ending air matanya engga siasia hehhe

  47. Gitaardaniputri Januari 16, 2017 pukul 9:59 am Reply

    Ternyata aku uda pernah baca ff ini.. Jadi baca cuma part awal sama ending aja

    • yuuripico26 Januari 20, 2017 pukul 9:33 am Reply

      hehhee terimakasih udah baca ya

  48. kwonichayul September 6, 2018 pukul 3:10 pm Reply

    Terharu sama perjuangannya Minho buat nungguin Yuri huhuuu. Syukur deh Yuri udah bisa jalan lagi. Sooyoung n kyu udah rujuk lagi ya, seneng deh liat mereka semua udah hidup bahagia semua. Yuri udah hamil anaknya Minho n Yoona sama Donghae juga udah nikah n bentar lagi akan punya Anak. Wuahhh bner2 daebbak eon.

Tinggalkan Balasan ke Anisya safira Batalkan balasan